Perry Warjiyo Ungkap Arah Penurunan Suku Bunga usai BI Rate Ditahan 6%

Bisnis.com,17 Okt 2024, 09:36 WIB
Penulis: Annasa Rizki Kamalina
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memberikan keterangan terkait hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Rabu (21/8/2024). / Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Gubernur Bank Indonesia Perry Wajiyo mengungkapkan arah penurunan suku bunga BI Rate ke depan tidak hanya akan berpedoman terhadap arah kebijakan The Fed.

Usai BI Rate tetap pada level 6%, Perry menekankan saat ini arah dan sikap Bank Indonesia (BI) terhadap kebijakan moneter tersebut tidak berubah dari bulan sebelumnya, yakni pro-stability dan pro-growth atau mendukung stabilitas nilai tukar rupiah dan pertumbuhan ekonomi.

"Arah stance kebijakan moneter tetapSemula hanya pro-stability, mulai bulan lalu adalah seimbang antara pro-stability dan pro-growth," ungkapnya dalam konferensi peras, Rabu (16/10/2024). 

Meski demikian, BI tetap mencermati ruang penurunan suku bunga BI Rate dengan mempertimbangkan perkembangan inflasi, nilai tukar rupiah, serta pertumbuhan ekonomi. 

Pada kuartal III/2024, Perry meyakini ekonomi masih akan tetap kuat yang didorong oleh konsumsi domestik. Saat ini, BI akan fokus pada kebijakan moneter jangka pendek demi stabilitas nilai tukar rupiah karena ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat. 

Tercatat, penahanan suku bunga ini akibat terdepresiasinya rupiah hingga 2,82% sepanjang bulan ini hingga 15 Oktober 2024, akibat memanasnya kondisi geopolitik.

Untuk pemangkasan selanjutnya, Perry meminta berbagai pihak untuk bersabar. Dirinya juga enggan untuk menyampaikan besaran dan kapan waktu pemangkasan BI Rate selanjutnya.

"[Untuk saat ini] sabar, arahnya memang kami masih melihat ruang penurunan suku bunga ke depan, masalah timing dan magnitude, kami akan mengukur data independen," tuturnya.

BI turut mempertimbangkan tiga hal dalam penurunan BI Rate, yakni US Treasury tenor 2 tahun dan 10 tahun yang akan mempengaruhi aliran modal asing ke Tanah Air. Pada akhirnya hal tersebut akan mempengaruhi rupiah.

Selan itu, juga dolar indeks atau DXY juga menjadi pertimbangan, yang pada kenyataanya meningkat padahal sebelumnya diramal akan turun.

Usai pemangkasan sebesar 25 bps pada bulan lalu, BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 15—16 Oktober 2024.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 15 dan 16 Oktober 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6%," ujar Perry.

Adapun, dalam pengumuman suku bunga BI kemarin, bank sentral juga menetapkan suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 5,25% dan suku bunga Lending Facility tetap sebesar 6,75%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Wibi Pangestu Pratama
Terkini