Insurtech Diyakini Masih Jadi Primadona Modal Ventura Kucurkan Dana

Bisnis.com,23 Okt 2024, 22:21 WIB
Penulis: Akbar Maulana al Ishaqi
Insurtech Fuse/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Igloo Indonesia bicara soal peluang insurance technology (insurtech) mendapat kucuran dana dari modal ventura di tengah tech winter. Igloo merupakan perusahaan insurtech yang induknya berbasis di Singapura.

Sebagai konteks, pembiayaan modal ventura pada Agustus 2024 terkontraksi sebesar 9,03 % year on year (YoY) dengan nilai pembiayaan tercatat sebesar Rp16,19 triliun. Tren itu melanjutkan kontraksi pada Juli 2024 10,67 % YoY menjadi Rp16,18 triliun.

Head of B2C Igloo Indonesia Delta Andreansyah menjelaskan induk perusahaan Igloo pada 2023 telah mendapatkan pendanaan Pre-Seri C senilai US$36 juta dari perusahaan investasi global Eurazeo dan perusahaan asuransi BNP Paribas Cardif, serta OSV+ milik Openspace hingga investor La Maison.

"Kalau kami lihat sih kami cukup punya istilahnya bensin sampai kami mendapatkan [pendanaan] yang berikutnya," kata Delta saat ditemui di Greyhound Cafe, Jakarta, Rabu (23/10/2024).

Menurutnya hal itu membuktikan insurtech masih diminati oleh modal ventura mengucur dana. Sekadar tahu saja, data Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) mencatat sektor insurtech memang masih menjadi salah satu primadona modal ventura dengan catatan satu transaksi pada kuartal I/2024.

Delta menilai secara keseluruhan fenomena tech winter memang berdampak pada pembiayaan modal ventura, di mana mereka akan mengubah pola 'bakar uang' untuk jor-joran mendanai perusahaan rintisan. 

Di tengah fenomena ini, menurutnya modal ventura lebih berhati-hati memberikan investasi, hanya untuk perusahaan rintisan yang terbukti sehat dan berprospek bagus.

"Buat Igloo sendiri karena kami adopsi bisnis sehat dari awal, jadi kami tidak terpengaruh. Maksudnya bisnis sehat itu kami tidak bakar-bakar duit, valuasinya gila-gilaan," kata Delta.

Dia membuktikannya dengan pertumbuhan Igloo Indonesia dalam lima tahun terakhir yang menurutnya signifikan, sementara di sisi lain perusahaan bisa efektif mengefisiensi operasionalnya hanya dengan 70 karyawan. "Jadi produktifitas kami sangat tinggi," tegasnya.

Lebih jauh lagi, Delta optimistis insurtech akan menjadi segmen yang mampu bicara banyak di dalam ekosistem industri asuransi di Indonesia. Pasalnya, per semester I/2024, sektor digital hanya mampu berkontribusi sebesar 0,8% dari total premi asuransi umum sebesar Rp57,91 triliun.

Kemudian, pada gilirannya insurtech juga menurutnya bisa berkontribusi pada peningkatan penetrasi asuransi di Indonesia.

"Menurut saya karena penetrasi asuransi masih cukup kecil ya, jadi kami punya peluang yang sebenarnya cukup baik dan kami lihat dari shifting market [ke digital] yang cukup baik," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Reni Lestari
Terkini