Bisnis.com, BANDA ACEH - Kanal digital dinilai akan menjadi jalur baru perusahaan asuransi meningkatkan pendapatan premi. Saat ini, jalur distribusi ini baru memberikan kontribusi 0,09%, atau Rp81,9 miliar dari total pendapatan premi asuransi jiwa di semester I/2024 sebesar Rp88,49 triliun.
Ketua Bidang Produk, Manajemen Risiko dan GCG Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Fauzi Arfan mengatakan peran insurance technology (insurtech) di industri asuransi jiwa sebagai saluran pemasaran semakin penting. Meski demikian, dibutuhkan peningkatan literasi dan inklusi terlebih dahulu sebelum dapat meraup premi lebih besar.
"Oleh karena itu, pengembangan ekosistem yang lebih baik, serta kolaborasi antara perusahaan asuransi tradisional dan insurtech dianggap penting untuk memperkuat posisi insurtech di pasar asuransi jiwa," kata Fauzi kepada Bisnis, Rabu (24/10/2024).
Sebagai upaya menjemput bola, Fauzi menjelaskan perusahaan asuransi jiwa bisa mengembangkan produk yang inovatif bersama dengan insurtech melalui pemanfaatan teknologi untuk menciptakan solusi yang lebih relevan dan menarik bagi para pemegang polis.
Sementara dalam hal memperkuat ekosistem lintas industri, AAJI menggandeng Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) mengadakan acara Insurtech Forum 2024. "Strategi dalam memperluas kontribusi insurtech di sektor industri asuransi jiwa juga diperlukan program edukasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya asuransi jiwa, terutama melalui kanal digital. Literasi keuangan harus ditekankan dengan edukasi dan sosialisasi," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel