Bisnis.com, BANDA ACEH - Pangsa pasar bank syariah di Indonesia masih kecil. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat market share perbankan syariah nasional per Agustus 2024 hanya 7,33%.
Direktur Syariah CIMB Niaga Pandji P. Djajanegara menyoroti tidak ada pertumbuhan signifikan pangsa pasar perbankan syariah dalam lima tahun terakhir, yakni hanya dari 5% ke 7%. Namun, di pemerintahan baru Presiden Prabowo ini dia percaya akan ada pertumbuhan yang lebih tinggi dalam lima tahun ke depan.
"Kalau menurut saya ya, sekarang lima tahun terakhir ini, kita kan tambah kurang lebih 2%. Lima tahun ke depan, minimum harus [jadi] 10%, bisa. Menurut saya, yang konvensional juga tetap tumbuh," kata Pandji saat ditemui di Aceh, Jumat (25/10/2024).
Optimisme itu dia nilai dari keseriusan Prabowo menggarap pasar syariah, yang Pandji lihat berupa posisi-posisi strategis di Kabinet Merah-Putih. Seperti adanya posisi Penasihat Khusus Presiden Urusan Haji, Badan Penyelenggara Haji, hingga Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal.
"Kita punya namanya nanti se-level menteri, ia mengurusi mengenai halal. Kalau namanya halal itu, kalau dari kacamata ekonomi kan dengan syariah," kata Pandji.
Dia berharap posisi strategis di kabinet Prabowo tersebut bisa berdampak kepada kebijakan yang banyak melibatkan industri perbankan syariah di Indonesia.
"Jadi kita lihat bahwa ada kecenderungan pemerintah juga untuk lebih meningkatkan lagi. Sebetulnya infrastrukturnya sudah ada. Produk-produk barunya juga sudah ada. Hanya mungkin kemarin [periode Jokowi] itu masih dalam rangka persiapan, pembentukan produk baru, segala macam. Jadi mustinya lima tahun ke depan ini lepas landas," tegasnya.
Secara potensi Pandji melihat peluang penetrasi perbankan syariah di dalam negeri masih terbuka luas, meski secara nilai masih jauh dibanding bank konvensional. Hal itu menurutnya karena pertumbuhan bank syariah lebih tinggi daripada bank konvensional.
Penyaluran pembiayaan perbankan syariah per Agustus 2024 tumbuh 11,65% yoy menjadi Rp620,33 triliun. Sementara itu, aset perbankan syariah juga meningkat sebesar 10,4% yoy menjadi Rp902,39 triliun. Serta Dana Pihak Ketiga (DPK) yang juga tumbuh 11,43% yoy menjadi sebesar Rp705,18 triliun.
"Tapi masalahnya yang selalu dilihat orang adalah walaupun kita sudah tumbuhnya dua digit, ternyata market share-nya lima tahun terakhir ini tumbuhnya hanya dari sekitar 5% ke 7%, kan. Jadi, enggak kelihatan naik tinggi, walaupun secara absolute amount-nya sebenarnya naiknya tinggi," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel