Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia dalam pertemuan Tahunan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (WB) di Amerika Serikat 22-26 Oktober 2024, menegaskan perlunya kebijakan dan langkah yang konsisten dalam menghadapi ketidakpastian global.
Terlebih, IMF baru saja merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2025 yang semula 3,3% menjadi 3,2%.
Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta menyerukan pentingnya upaya mengatasi dampak rambatan alias spillover dari perekonomian global terhadap negara berkembang.
“Dalam hal ini keleluasaan penggunaan bauran kebijakan bank sentral, dukungan Lembaga Keuangan Internasional kepada negara berkembang untuk memperkuat formulasi bauran kebijakan tersebut,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (27/10/2024).
Selain itu, Fili mendorong negara G20 untuk melakukan koordinasi kebijakan fiskal dan moneter. Saat yang sama, reformasi struktural sangat diperlukan dalam upaya menjaga stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi.
Meski proyeksi direvisi ke bawah, ekonomi global diperkirakan tumbuh stabil di tengah meningkatnya risiko dan ketidakpastian ke depan.
Hal ini sejalan dengan perbaikan ekonomi di negara maju yang dibayangi oleh disinflasi, berlanjutnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, serta fragmentasi geo-ekonomi dan perdagangan yang masih perlu dicermati.
Berbagai tantangan tersebut mendorong makin pentingnya upaya pengendalian inflasi, konsolidasi fiskal, koordinasi kebijakan moneter dan fiskal, serta komunikasi kebijakan guna memperkuat stabilitas makroekonomi dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Dalam merespons kondisi ekonomi global tersebut, Indonesia sepakat untuk melanjutkan kerja sama dalam menjawab tantangan global dan mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs).
Kerja sama di berbagai bidang seperti penguatan Bank Pembangunan Multilateral dan Regional dan kelanjutan pengembangan pembayaran lintas batas (cross border payment) dipandang akan terus menciptakan peluang bagi pertumbuhan ekonomi global yang lebih baik.
Selanjutnya, para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara G20 telah menyepakati Agenda Kebijakan Global (Global Policy Agenda) IMF untuk mendorong pemulihan ekonomi global serta mengatasi tantangan pertumbuhan dunia.
Pembuat kebijakan diharapkan fokus untuk memastikan inflasi sesuai target, menjaga stabilitas sistem keuangan, melakukan konsolidasi fiskal untuk menjaga keberlanjutan pembangunan, dan melakukan reformasi struktural untuk mendorong produktivitas dan prospek tenaga kerja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel