Likuiditas Ketat Masih Bayangi Industri Perbankan

Bisnis.com,30 Okt 2024, 17:05 WIB
Penulis: Arlina Laras
Ilustrasi likuiditas bank. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) melaporkan kondisi likuiditas perbankan masih mengalami pengetatan hingga kuartal III/2024 atau September 2024. 

Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo melaporkan kondisi likuiditas di pasar akhir-akhir ini cenderung ketat, tecermin dari meningkatnya rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) perbankan yang mencapai 86,91% pada September 2024, naik 2,99% secara year-on-year.

“Untuk itu, sinergi dari kebijakan antara otoritas, fiskal, dan moneter ini sangat diperlukan untuk dapat meningkatkan likuiditas di pasar,” ujarnya dalam Konferensi Pers Kuartal III/2024, Rabu (30/10/2024). 

Menurutnya, ke depan ekspektasi dari kebijakan fiskal yang lebih ekspansif diharapkan dapat meningkatkan likuiditas perekonomian, sedangkan dari sisi dari moneter dan makroprudensial, penurunan suku bunga yang disertai penambahan insentif makroprudensial serta relaksasi GWM dapat mendorong membaiknya kondisi likuiditas. 

Lalu, untuk menjaga likuiditas yang lebih baik, Sigit menuturkan Bank Mandiri dapat mengeksplor beberapa opsi seperti transaksi bilateral maupun penerbitan instrumen likuiditas jangka pendek maupun jangka panjang dengan tetap mempertimbangkan kondisi likuiditas bank, pasar, governance yang berlaku.

Sayangnya, untuk saat ini dirinya masih belum dapat menyampaikan secara lebih detil mengenai rencana opsi-opsi tersebut.

Adapun, dia mengungkapkan bahwa saat ini Bank Mandiri masih memiliki plafon untuk menerbitkan surat utang Valas, yakni Euro Medium Term Notes yang sudah dieksekusi pada 2019-2023. “Namun kami masih punya sisa plafon sebesar US$2,9 miliar miliar dari total sebesar US$4 miliar,” katanya. 

Selain itu, untuk surat utang rupiah, Bank Mandiri pun masih memiliki plafon penerbitan obligasi berwawasan lingkungan berkelanjutan atau Green Bond I sebesar Rp5 triliun dari total plafon yang dimiliki sebesar Rp10 triliun.

Sebagaimana diketahui dalam merespons kondisi likuiditas, Sigit menyebut perseroan masih akan fokus pada peningkatan CASA transaksional melalui strategi pertumbuhan yang berbasis ekosistem value chain.

Dia juga menuturkan sejauh ini Bank Mandiri memiliki kapabilitas yang kuat di dalam penyerapan likuiditas sebagaimana terlihat dari pertumbuhan DPK yang secara konsolidasi yang mencapai 14,9% secara year-on-year pada kuartal III/2024 2024, melampaui dua kali lipat pertumbuhan dari DPK industri yang hanya sebesar 7,04% secara year-on-year.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini