Tren Peningkatan Wisatawan, Momentum Pertumbuhan Asuransi Perjalanan

Bisnis.com,11 Nov 2024, 11:21 WIB
Penulis: Akbar Maulana al Ishaqi
Wisatawan menikmati pemandangan matahari terbit dari Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (15/12/2018)./JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Industri asuransi berharap momentum libur akhir tahun mendorong pertumbuhan bisnis. Besarnya pergerakan wisatawan menjadi peluang pasar bagi bisnis asuransi perjalanan.

Sebagai gambaran, jumlah turis asing (wisman) ke Indonesia mencapai 10,37 juta per September 2024, meningkat 20,28% dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Jumlah ini diharapkan terus melaju hingga akhir 2024.

Praktisi Manajemen Risiko dan Ketua Umum Komunitas Penulis Asuransi Indonesia (Kupasi) Wahyudin Rahman menilai peluang asuransi perjalanan di Indonesia semakin besar terutama dengan meningkatnya volume perjalanan wisatawan domestik dan internasional. 

"Dengan 598,7 juta perjalanan pada periode Januari-Juli 2024, asuransi perjalanan memiliki pasar potensial yang signifikan. Momentum peningkatan wisatawan ini memberikan kesempatan bagi industri asuransi untuk memperluas basis nasabah," kata Wahyudin kepada Bisnis, pekan lalu (7/11/2024).

Selain itu, Wahyudin menilai momentum ini juga bisa digunakan asuransi untuk meningkatkan literasi masyarakat mengenai manfaat pelindungan selama perjalanan, seperti perluasan manfaat utama dari kecelakaan diri di antaranya pelindungan kesehatan darurat, pembatalan dan keterlambatan perjalanan dan pelindungan barang pribadi. 

"Apalagi ini sudah diwajibkan jika ingin wisata ke luar negeri," kata Wahyudin.

Lonjakan pergerakan wisatawan diyakini akan meningkat seiring dengan momen libur akhir tahun yang akan datang. Wahyudin mengatakan secara tren, momentum libur akhir tahun terutama pada kuartal IV memang berpotensi meningkatkan lonjakan premi asuransi perjalanan.

"Di masa ini, perusahaan asuransi sering mencatat kenaikan permintaan, baik dari wisatawan yang bepergian ke luar negeri maupun wisatawan domestik," kata Wahyudin.

Bagi industri, kata dia, momen tersebut menjadi peluang untuk menawarkan produk yang relevan dan menarik bagi konsumen, baik dalam bentuk paket spesial atau promo khusus yang meningkatkan ketertarikan terhadap asuransi perjalanan.

Di sisi lain, Wahyudin melihat faktor yang masih menjadi tantangan peneterasi asuransi perjalanan adalah literasi asuransi yang rendah. Menurutnya, banyak wisatawan belum memahami manfaat asuransi perjalanan secara mendalam selain yang diwajibkan oleh pihak travel. 

Dengan demikian, sosialisasi lebih lanjut dari stakeholder di ekosistem wisata dan industri asuransi serta regulator menjadi sangat penting. 

"Selain itu, masih perlu adanya peningkatan dari sisi kemudahan klaim, transparansi produk, serta aksesibilitas yang lebih baik, terutama di kanal digital," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini