Bisnis.com, JAKARTA— Perusahaan pembiayaan PT Indodana Multi Finance mengungkap strategi dalam memperluas pasar bisnis Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater. Perusahaan tengah menggencarkan pasar di luar wilayah Jabodetabek dalam memperluas pasar paylater.
Direktur PT Indodana Multi Finance Iwan Dewanto mengatakan bahwa perusahaan melakukan ekspansi ke Kalimantan, Sulawesi, hingga Sumatra. Selain itu, perusahaan juga memperluas kerjasama dengan merchant-merchant online.
“Ini juga menjadi salah satu langkah strategis kami dalam meningkatkan inklusi keuangan dengan menjangkau kota-kota lainnya serta turut mendukung ekonomi daerah melalui kolaborasi dengan offline merchant/ritel setempat dan merchant online,” kata Iwan kepada Bisnis, Minggu (10/11/2024).
Sementara itu, untuk segmentasi pengguna, Iwan menjelaskan bahwa perusahaan masih fokus pada kelas sosial ekonomi menengah dan kecil di sektor konsumer ritel. Hal tersebut sesuai dengan syarat pengajuan layanan Indodana PayLater, di mana masyarakat tersebut sudah sadar adanya perkembangan teknologi digital pada layanan paylater dan memungkinkan untuk memanfaatkan layanan BNPL dalam memenuhi kebutuhannya.
Iwan pun berharap penyaluran pembiayaan paylater perusahaan mengalami pertumbuhan menjelang akhir tahun ini. Terlebih perusahaan memproyeksikan kebutuhan gaya hidup masyarakat akan meningkat untuk menyambut natal 2024 dan tahun baru 2025. Seperti halnya untuk traveling hingga belanja produk fashion.
Dengan potensi peningkatan penyaluran tersebut, Iwan mengatakan perusahaan juga berusaha untuk menjaga kredit bermasalah pada platforom. Indodana mengklaim secara konsisten menerapkan credit scoring yang prudent dan selektif dengan melakukan assesment atau analisa profil kredit calon pengguna.
“Kami menganalisa kemampuan finansial, dan skor kredit sebelum memutuskan untuk memberikan kredit dan menetapkan limit sesuai kemampuan bayar calon pengguna,” kata Iwan.
Iwan menyebut analisa dan verifikasi perlu untuk menghindari risiko kredit macet dan memastikan pengguna dapat bertanggung jawab untuk menyelesaikan kewajibannya sesuai dengan jatuh tempo pelunasannya. Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga terus meningkatkan program literasi keuangan untuk menyampaikan edukasi finansial kepada pengguna, supaya pengguna bisa lebih dulu memahami kemampuan finansial dan bisa set priority kebutuhan sebelum melakukan transaksi menggunakan paylater.
“Intinya para pelanggan diingatkan agar selalu bertanggung jawab untuk menyelesaikan kewajibannya apabila sudah memanfaatkan layanan paylater,” tandasnya.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat piutang pembiayaan BNPL oleh perusahaan pembiayaan per September 2024 meningkat sebesar 103,4% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp8,24 triliun, dengan tingkat non performing financing (NPF) gross dan NPF net masing-masing sebesar 2,60% dan 0,71%. Berdasarkan piutang pembiayaan pokok, mayoritas berasal dari segmen masyarakat yang memiliki kategori usaha lainnya/non produktif, yang diikuti dengan usaha mikro.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel