Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) mengungkap program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan pada 2023 berdampak positif terhadap perekonomian. Hal tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukan menggunakan beberapa metode antara lain analisis input-output, regresi ekonometrika, dan mikrosimulasi.
Peneliti LPEM FEB UI Jahen F. Rezki mengatakan secara makro penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa program JKN membawa dampak yang signifikan. Dia menyebut apabila tidak ada program JKN, estimasi kontribusi jaminan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional hanya mencapai Rp56 triliun, sementara apabila ada JKN mencapai Rp129 triliun.
“Jadi ada gap sekitar Rp70 triliun karena adanya program JKN terhadap ekonomi nasional,” kata Jahen dalam peluncuran buku tabel morbiditas penduduk Indonesia yang digelar BPJS Kesehatan dan Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) di Jakarta, Senin (11/11/2024).
Jahen menambahkan dengan adanya program JKN juga mampu meningkatkan jumlah kesempatan kerja. Dia menyebut bahwa tanpa adanya program JKN, jumlah pekerjaan yang muncul di Indonesia hanya sekitar 1,5 juta pekerjaan baru. Namun dengan adanya program JKN, ada sekitar 3,5 juta pekerjaan baru yang muncul. Hal tersebut lantaran JKN memiliki dampak multiplayer, mengembangkan sektor hulu dan juga hilir.
“Gap inilah yang kita rasakan menjadi salah satu kontribusi yang paling krusial dari adanya program JKN,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Jehan menambahkan pihaknya melihat bahwa dari segi kontribusi terhadap output sektor terkait, secara umum dengan adanya program JKN sangat berkorelasi dengan tiga sektor utama. Pertama adalah jasa kesehatan pemerintah, kedua adalah jasa kesehatan pihak sosial swasta, dan terakhir adalah industri makanan dan minuman.
Menurutnya adanya program JKN, tidak hanya sektor hulu yang berkembang, tetapi juga sektor hilir yang sejatinya mampu memberikan kontribusi yang signifikan ke ekonomi.
“Jadi secara umum, kita bisa melihat bahwa memang dengan adanya program JKN itu mampu memberikan kontribusi yang cukup besar untuk membuat sektor-sektor lain,” katanya.
Dalam teori ekonomi pembangunan manusia, Jehan menjelaskan bahwa semakin tinggi human capital (modal manusia), maka semakin tinggi pula produktivitas individu. Human capital mengacu pada tingkat pendidikan dan kesehatan seseorang. Menurut Jehan, individu yang lebih terdidik dan lebih sehat cenderung memiliki produktivitas yang lebih tinggi.
“Orang yang sehat dapat bekerja lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang sakit,” katanya.
Jehan menambahkan bahwa program JKN memainkan peran penting dalam meningkatkan kualitas human capital di Indonesia. Dengan adanya JKN, akses masyarakat terhadap layanan kesehatan menjadi lebih mudah dan luas.
“Dengan program JKN, masyarakat semakin mudah mendapatkan akses ke layanan kesehatan,” jelasnya.
Akibat dari meningkatnya akses ini, semakin banyak orang yang mendapatkan paparan terhadap layanan kesehatan yang berkualitas. Seiring waktu, masyarakat menjadi lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan. Mereka juga dapat berkonsultasi dengan tenaga medis, melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, dan menerima perawatan yang lebih baik. Semua ini berkontribusi pada peningkatan kualitas kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
“Ketika kualitas kesehatan masyarakat membaik, harapannya adalah mereka dapat bekerja secara maksimal dan berkontribusi lebih baik terhadap perekonomian,” ungkap Jehan.
Penelitian ini juga mencatat bahwa adanya program JKN meningkatkan utilisasi fasilit
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel