Bisnis.com, JAKARTA — Institute for Development of Economics and Finance alias Indef mendorong agar Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan alias BI Rate yang sekarang masih berada di level 6% pada rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia periode November 2024.
Direktur Pengembangan Big Data Indef Eko Listiyanto mengingatkan, Presiden Prabowo Subianto mempunyai target pertumbuhan ekonomi hingga 8%. Untuk capai target tersebut, sambungnya, lembaga moneter seperti Bank Indonesia (BI) harus berperan aktif mendukung sektor riil.
"Untuk mengejar pertumbuhan 8%, itu tentu sulit dengan nilai BI Rate sekarang [6%] sangat tinggi," jelas Eko dalam diskusi publik Indef secara daring, Senin (18/11/2024).
Dia menilai, BI mempunyai cukup ruang untuk menurunkan suku bunga acuan. Eko mencontohkan, inflasi nasional masih terjaga rendah dan bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) juga sudah terlebih dahulu turunkan suku bunga acuannya pada awal November ini.
Mantan analisis di Badan Supervisi BI ini tidak menampik bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar masih cenderung fluktuatif. Kendati demikian, sambungnya, harus ada gebrakan apabila ingin menggapai target pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
"Mungkin akan ada sedikit gejolak-gejolak, ya itu biasa saja, namanya juga mau lari lebih kencang, biasanya juga balancing-nya [keseimbangannya] agak lebih dikorbankan sedikit," ujarnya.
Eko meyakini, jika BI menurunkan suku bunga acuan di sisa tahun ini maka akan memberi sinyal harapan untuk sektor riil menentukan langkah-langkah ambisius pada tahun depan.
Lebih lanjut, dia juga menekankan pentingnya investasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi 8%. Eko berharap, Prabowo membawa oleh-oleh manis usai menyelesaikan lawatannya ke sejumlah negara beberapa pekan ini.
"Mudah-mudahan itu membawa hasil terutama dalam konteks kerja sama ekonomi yang nanti bisa memasukkan likuiditas ke dalam negeri," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel