Ungkit Masalah Sandwich Generation, DPR Pertanyakan Pertumbuhan Mini Peserta Dapen

Bisnis.com,19 Nov 2024, 07:30 WIB
Penulis: Akbar Maulana al Ishaqi
Karyawati beraktivitas di kantor Asosiasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) di Jakarta. Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Peran dana pensiun sebagai solusi fenomena sandwich generation dianggap sangat penting. Sayangnya, peserta dana pensiun di Indonesia dalam tiga tahun terakhir masih tumbuh mini.

Rio A.J. Dondokambey, Anggota Komisi XI RPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dari Dapil Sulawesi Utara menjelaskan banyak penelitian yang menunjukkan sandwich generation masih menjadi PR di Indonesia.

"Dana pensiun ini nanitnya akan sangat berkaitan dengan sandwich generation. Berbagai penelitian mengatakan bahwa masyarakat Indonesia saat ini sekitar 30% termasuk sandwich generation, harus membiayani orang tuanya sendiri dan dirinya sendiri, atau bahkan anak-anaknya," kata Rio dalam Raker Komisi XI DPR RI dengan Ketua Dewan Komisioner OJK, Senin (18/11/2024). 

Menurutnya, fenomena sendwich generation ini akan memberikan dampak secara makro bagi negara sehingga harus menjadi perhatian serius bagi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Karena pada saat penghasilan yang bisa dialihkan untuk membiayai pendidikan dan hal-hal lainya yang dapat membantu pemerintah secara umum mencapai target-target makronya, tapi akhirnya harus dialihkan untuk pengeluaran konsumtif untuk kebutuhan sehari-hari," kata Rio.

Data OJK mencatat per Desember 2021 peserta dana pensiun sebanyak 26,23 juta dengan aset kelolaan mencapai Rp1.144,78 triliun. Per kuartal III/2024, peserta dana pensiun bertambah hanya 1,86 juta menjadi 28,69 juta orang dengan aset yang juga naik sebesar Rp355,27 triliun menjadi Rp1.500,05 triliun.

Rio mempertanyakan bagaimana langkah OJK mensosialisasikan dana pensiun kepada masyarakat.

"Pertanyaan saya kedua, dana pensiun dari 2021 ke 2024 pesertanya hanya naik sekitar 2 juta peserta menjadi 28,69 juta. Apakah jumlah tersebut dan kenaikan tersebut sudah signifikan? Kalau belum, langkah apa yang perlu diambil OJK?," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini