Bisnis.com, JAKARTA - Era digital melahirkan potensi ekonomi yang luar biasa, gross merchandise value (GMV) ekonomi digital Indonesia diproyeksi dapat mencapai Rp3.216 triliun pada 2027, sebuah angka yang fantastis.
Melihat peluang ini, sebagai bank yang menyediakan layanan business banking, CIMB Niaga membentuk tim khusus digital economy sejak 2023 demi menyasar para pemain bisnis ekonomi digital.
Head of Digital Economy CIMB Niaga Dedy Sahat menerangkan tim digital economy hadir demi menjawab beragam tantangan sekaligus menyesuaikan dengan nasabah digital yang memiliki kebutuhan unik.
“Jadi kami melihat keunikan perusahaan digital ini semuanya menginginkan yang namanya kecepatan, kami sebagai bank juga di sisi yang lain highly regulated sehingga kami harus menyelaraskan, jadi inilah yang memang menjadi landasan dibentuknya tim digital economy di samping potensi pertumbuhan,” terangnya dalam wawancara khusus Bisnis pekan lalu.
Nasabah digital, lanjutnya juga menuntut perbankan kreatif menyesuaikan kebutuhan unik mereka, sehingga dapat menyesuaikan produk dan layanannya. Para pemain digital juga menginginkan kinerja sistem yang dapat diandalkan.
“Nah, ini yang selalu kami usahakan menjadi fokus. Kecepatan, kemudahan layanan, dan kinerja, yang terakhir tapi ini yang juga terutama adalah keamanan kalau bicara transaksi keuangan,” jelasnya.
Di samping itu, CIMB Niaga melihat hubungan antara bank dengan perusahaan digital bukan sekadar nasabah, melainkan kemitraan. Perannya dapat menjadi penerus dari produk dan layanan milik perbankan karena perusahaan teknologi biasanya memiliki jangkauan yang lebih luas.
CIMB Niaga memiliki sejumlah keunggulan yang menonjol. Salah satunya, sebagai bagian dari CIMB Group yang memiliki jaringan luas di Asia Tenggara dan dunia, CIMB Niaga dapat membantu ketika bisnis digital tak lagi hanya bermain di ranah lokal. Infrastrukturnya sudah tersedia di regional menjadikan ini keunggulan tersendiri saat bertransaksi.
“CIMB Niaga memiliki produk terlengkap. Kami dapat diandalkan dalam hal kecepatan pelayanan, kemudahan di dalam proses, integrasi kinerja sistem dan operasionalnya juga sangat handal. Selain itu, after sales service yang kami berikan pun dapat dijangkau setiap saat,” terangnya.
Dalam bidang digital economy, CIMB Niaga terus berupaya menjadi leading bank di empat sektor digital, yakni e-commerce, e-money/e-wallet, payment gateway, dan peer-to-peer lending (P2P).
Sejauh ini, layanan dalam bisnis transaksi yakni terkait e-commerce, e-wallet, dan payment gateway masih mendominasi dibandingkan dengan bisnis penyaluran kredit kepada P2P lending.
CIMB Niaga menerapkan kehati-hatian, sikap konservatif dan prudent dalam penyaluran kredit ke P2P lending. Mitigasi risiko melalui penerapan limit maksimum, kriteria khusus, hingga pengawasan.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, tak pelak, CIMB Niaga dapat dikatakan siap menghadapi potensi hingga risiko yang timbul dari 'kue' ekonomi digital yang begitu menggiurkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel