Optimisme Bank Genjot Pertumbuhan Kredit Dobel Digit pada 2025

Bisnis.com,24 Nov 2024, 15:35 WIB
Penulis: Reyhan Fernanda Fajarihza
Karyawan melayani nasabah di kantor cabang PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) di Jakarta, Senin (22/7/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah bank mengungkapkan optimismenya untuk mendorong pertumbuhan kredit sebesar dobel digit pada 2025 mendatang.

Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa pertumbuhan kredit pada Oktober 2024 tetap kuat, yakni mencapai 10,92% secara tahunan atau year on year (YoY).

Seiring dengan hal itu, bank digital hasil kongsi grup Chairul Tanjung (CT), Bukalapak, dan Salim yakni PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) memproyeksikan pertumbuhan double digit untuk kredit pada tahun depan.

Direktur Utama Allo Bank Indra Utoyo mengatakan target pertumbuhan ini sesuai dengan komitmen perseroan untuk menjaga kepentingan dan memberikan nilai unggul bagi seluruh pemangku kepentingan.

“[Tentunya] tanpa mengorbankan prinsip dan praktik perbankan yang prudent dengan tetap waspada dan berhati-hati,” ujarnya dalam keterangan tertulis pada Jumat (22/11/2024).

Menurutnya, di tengah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8%, dia melihat peluang pertumbuhan pembiayaan paling besar ada pada industri transportasi, infokom, hingga kegiatan ekspor/impor barang dan jasa. 

Per September 2024, Allo Bank mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 0,18% YoY menjadi Rp7,34 triliun. Aset bank pun terkerek naik 17,28% YoY, dari Rp11,99 triliun menjadi Rp14,06 triliun pada kuartal III/2024.

Sementara itu,  PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) optimistis dapat melanjutkan kinerja positif pada tahun depan, tak terkecuali dari segi pertumbuhan kredit. EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan bahwa pihaknya masih menyusun rencana bisnis bank (RBB) 2025. 

BCA, katanya, terus menjajaki berbagai kesempatan untuk melakukan penyaluran kredit ke berbagai segmen, serta memperkuat platform perbankan transaksi secara berkelanjutan guna memperkokoh pendanaan.

“Ke depan, sejalan dengan perkembangan kondisi ekonomi, BCA akan senantiasa mendorong penyaluran kredit di berbagai sektor, dengan senantiasa mempertimbangkan prinsip kehati-hatian sesuai dengan dinamika makro ekonomi domestik maupun global,” ujarnya, Senin (11/11/2024).

BCA membukukan total penyaluran kredit senilai Rp877 triliiun per September 2024, tumbuh 14,5% YoY. Pertumbuhan ini ditopang oleh kredit korporasi yang mencapai Rp395,9 triliun, dan menjadi segmen dengan laju pertumbuhan tertinggi (15,9% YoY).

Dari sisi regulator,  Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut dibutuhkan sejumlah prasyarat agar pertumbuhan penyaluran kredit perbankan sebesar 11%-13% pada 2025 mendatang dapat terealisasi.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae melihat potensi pemangkasan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR) pada 2025 akan berdampak positif terhadap perekonomian dalam negeri.

“Bagi perbankan Indonesia, penurunan FFR yang diikuti dengan penyesuaian BI Rate akan berdampak pada turunnya cost of fund [biaya dana] bank, sehingga dapat berdampak positif pada profitabilitas bank,” katanya dalam jawaban tertulis, Kamis (14/11/2024).

Dengan demikian, kondisi itu diperkirakan bakal lebih membuka ruang bagi bank untuk menurunkan suku bunga kredit, dan pada gilirannya mengakselerasi pertumbuhan kredit. Dian pun meminta bank untuk mempertimbangkan dinamika global dalam menyusun rencana bisnisnya tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Thomas Mola
Terkini