Bisnis.com, JAKARTA – Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% berisiko membuat sebagian besar masyarakat 'mantab' alias makan tabungan pada tahun depan.
Head of Deposit & Wealth Management UOB Indonesia Vera Margaret menekankan pentingnya pengembangan keterampilan (skill) sebagai solusi untuk meningkatkan pendapatan di tengah tekanan inflasi dan kenaikan beban pajak.
“Ada kemungkinan [makan tabungan]. Makanya penting sekali bagi masyarakat untuk mengembangkan skill-nya,” ujarnya dalam Konferensi Pers Peluncuran UOB Saving Weeks, Senin (2/12/2024).
Vera menjelaskan, pengembangan keterampilan yang relevan dapat membantu meningkatkan pendapatan secara bertahap. Dengan pendapatan yang lebih besar, masyarakat diharapkan tidak masuk ke dalam fenomena makan tabungan demi memenuhi kebutuhan.
Baca Juga : 5 Tips Keuangan, Cara Cepat Raih Target Tabungan |
---|
Menurutnya, era digital memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk belajar dan mengembangkan diri dengan biaya minim. Berbagai platform, termasuk aplikasi berbasis kecerdasan buatan (AI), menyediakan pembelajaran secara gratis.
“Jadi, intinya adalah kembangkan diri supaya kita enggak kalah sama inflasi. Kita enggak kalah sama PPN 12%, kita enggak kalah sama Tapera, dan kita akan terus bisa menabung untuk mencapai financial freedom yang kita inginkan,” kata Vera.
Dirinya juga menuturkan meskipun ada kenaikan PPN kebutuhan masyarakat untuk menabung tetap penting dan bahkan makin relevan. Hal ini dikarenakan kebutuhan masa depan yang cenderung meningkat, sehingga idealnya jumlah yang ditabung juga harus bertambah untuk menghadapi kebutuhan tersebut.
Dengan demikian pengelolaan keuangan yang bijak, seperti mengurangi pengeluaran tidak mendesak dan tetap mengalokasikan sebagian pendapatan untuk tabungan.
“Itu kan [kenaikan PPN jadi 12%] enggak akan menghilangkan kebutuhan masyarakat atas rencana ke depan. Kalau kebutuhan kita makin besar, idealnya makin banyak porsi yang harus ditabung. Jadi, mungkin kita harus ikat pinggang terhadap kebutuhan tersier,” ujarnya.
Adapun, salah satu cara UOB Indonesia untuk bisa mengerek minat menabung masyarakat adalah dengan meluncurkan program “Savings Weeks”, bertujuan untuk mendorong nasabah membangun kebiasaan menabung secara proaktif dan mengamankan masa depan finansial.
Sebagaimana diketahui, UOB Savings Weeks merupakan bagian dari komitmen UOB Indonesia untuk memberdayakan nasabah dalam mencapai aspirasi keuangan mereka.
Consumer Banking Director UOB Indonesia Cristina Teh Tan mengatakan melalui program UOB Savings Weeks, pihaknya ingin mendorong lebih banyak masyarakat Indonesia untuk membangun kebiasaan menabung yang kuat, dan diharapkan dapat menciptakan ketahanan finansial yang lebih baik serta pertumbuhan kekayaan jangka panjang.
“Inisiatif ini sejalan dengan misi UOB Indonesia untuk mendukung perjalanan pengelolaan kekayaan nasabah melalui produk dan layanan keuangan inovatif yang dipersonalisasi sesuai kebutuhan dan preferensi mereka,” katanya.
Menurut data terbaru CEIC3, total simpanan masyarakat Indonesia mencapai US$528,7 miliar pada September 2024, meningkat dari US$487,8 miliar pada September 2023.
Sebagai bank yang berkomitmen dalam mempromosikan literasi keuangan kepada nasabah dan masyarakat, UOB Indonesia berharap dapat berkontribusi pada tren ini dengan meningkatkan pemahaman finansial masyarakat Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel