Bisnis.com, JAKARTA – Kalangan bankir menyebut bahwa persaingan bank digital akan kian semarak dengan adanya ‘perang insentif’ yang diprediksi berlanjut pada tahun depan.
Presiden Direktur Krom Bank Anton Hermawan menjelaskan strategi itu diterapkan bank digital demi menghimpun simpanan nasabah alias dana pihak ketiga (DPK). Lebih lagi, dia melihat banyak bank digital baru yang berusaha menggaet nasabah sepanjang 2024 ini.
“Semuanya berusaha mencari DPK itu. Jadi, sebenarnya perang insentif, perang cashback, perang hadiah itu menjadi sesuatu yang sangat dimunculkan pada tahun ini,” katanya dalam diskusi media terbatas di Jakarta Pusat, Selasa (3/12/2024).
Menurutnya, tak akan ada perubahan berarti pada tahun depan, sehingga strategi serupa akan terus diterapkan oleh masing-masing bank digital.
Krom Bank pun baru meluncurkan aplikasi perbankan digitalnya pada 27 Februari 2024, alias belum genap setahun. Dia menyebut bahwa platform tersebut akan dioptimalkan dalam mendongkrak layanan perseroan.
Ketika ditanya Bisnis mengenai persaingan industri bank digital yang sebagian besar didukung oleh ekosistem grup, Anton menggarisbawahi pentingnya melakukan kolaborasi yang tepat. Krom Bank sendiri terintegrasi dengan ekosistem perusahaan pembiayaan Kredivo.
“Bank digital yang tidak punya ekosistem atau rekanan kerja yang berdaya guna dan memberikan manfaat itu akan susah bersaing. Jadi, salah satu fokus yang harus dipikirkan oleh bank digital tentu saja kolaborasi yang tepat,” jelasnya.
Berdasarkan catatan Bisnis, Krom Bank membukukan laba bersih Rp107,13 miliar pada kuartal III/2024, tumbuh 9,54% secara tahunan (year on year/YoY) dari Rp97,8 miliar.
Dari sisi intermediasi, bank yang sebelumnya bernama Bank Bisnis Internasional ini telah menyalurkan kredit Rp3,54 triliun pada September 2024, melesat 138,71% yoy dari periode sama tahun sebelumnya.
Aset bank pun naik 66,4% YoY menjadi Rp5,69 triliun hingga bulan kesembilan tahun ini. Laju pertumbuhan simpanan alias dana pihak ketiga juga melesat 874,18% YoY hingga mencapai Rp2,23 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel