Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan reasuransi PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re mengungkapkan rencana untuk kembali mengajukan penyertaan modal negara (PMN) pada 2025 untuk menjaga keseimbangan ekuitas dan meningkatkan rasio kecukupan modal atau risk based capital (RBC).
Accounting Division Head Indonesia Re Didik Mulyana mengatakan perusahaan saat ini telah memenuhi ketentuan modal minimum Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengharuskan reasuransi memiliki modal Rp1 triliun pada 2026 dan Rp2 triliun pada 2028. Meski demikian, dia mengakui bahwa RBC Indonesia Re masih berada pada level yang rentan.
“Tapi catatannya kan RBC kami masih marginal. Jadi sebetulnya, tadi sudah saya sampaikan juga, di dalam dua tahun belakangan ini manajemen sudah mengajukan, sebetulnya mengajukan tambahan permodalan ke negara melalui PMN. Tapi memang di dua tahun itu belum mendapatkan persetujuan,” kata Didik dalam acara Media Partner Literation Day di Sentul, Bogor, Jawa Barat pada Selasa (17/12/2024).
Didik menjelaskan bahwa rencana pengajuan PMN akan dimulai kembali pada 2025, bersamaan dengan adanya pemerintahan dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang baru. Dia berharap rencana penambahan modal tersebut dapat terealisasi di tahun tersebut.
Secara keseluruhan untuk menjaga ekuitas dan memenuhi ketentuan permodalan, Didik menjelaskan bahwa Indonesia Re mengandalkan dua pendekatan, yaitu strategi organik dan anorganik. Secara organik, perusahaan fokus meningkatkan hasil underwriting yang positif.
“Artinya nanti dari hasil underwriting bersih kita itu harus termaintain, harus mendapatkan hasil underwriting yang positif. Mungkin salah satunya yang sering disampaikan adalah kita berusaha untuk menghindari line of business yang memang secara tight kami tidak pilih untuk menjadi line of business kami. Misalnya mungkin kita sudah memulai di line of business kredit itu kami sudah mengurangi,” ungkap Didik.
Didik menjelaskan bahwa pada lini bisnis reasuransi jiwa, perusahaan telah melakukan berbagai upaya perbaikan, termasuk penyesuaian pricing. Jika langkah tersebut tidak berhasil, opsi pemutusan bisnis juga dapat dipertimbangkan.
Dari sisi investasi, perusahaan memastikan pemilihan produk yang sesuai untuk meminimalkan risiko. Sementara itu strategi anorganik tetap menjadi andalan Indonesia Re, terutama melalui rencana pengajuan PMN di 2025. Didik berharap langkah ini dapat menjadi solusi untuk memperkuat ekuitas perusahaan secara signifikan.
“Dari sisi anorganik ya tentu saja nanti upaya untuk pengajuan PMN di 2025 akan dilakukan oleh perusahaan,” tegasnya.
Dikutip dari laporan keuangan Indonesia per November 2024, perusahaan mencatatkan ekuitas senilai Rp2,74 triliun yang mana menguat dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yakni Rp2,61 triliun.
Dari sisi premi, perusahaan mencatatkan premi bruto Rp4,65 triliun yang mana naik 2,3% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan Rp4,55 triliun.
Dari sisi laba, perusahaan mencatatkan laba setelah pajak senilai Rp137 miliar meningkat 1.336% yoy dari sebelumnya Rp9,4 miliar. Sementara itu RBC perseroan mencapai 123,07%, angka tersebut hanya sedikit lebih tinggi dibandingkan ambang batas yang ditetapkan OJK yakni 120%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel