Pengaduan Warga soal Bank Didominasi Masalah Pelunasan Kredit hingga SLIK

Bisnis.com,23 Des 2024, 14:05 WIB
Penulis: Hakim Baihaqi
Karyawati melayani pengaduan nasabah di Pusat Layanan Kontak 157 Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta, Rabu (20/12/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, CIREBON - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Cirebon mencatat adanya lonjakan pengaduan masyarakat terhadap bank umum sepanjang tahun ini. Berdasarkan data yang dirilis, sebanyak 31,20% dari total pengaduan atau sekitar 419 laporan berfokus pada permasalahan di sektor bank umum. 

Permasalahan yang sering diadukan meliputi proses pelunasan dipercepat yang dipersulit, permintaan keringanan bunga atau denda, Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK), permintaan dokumen, hingga pembobolan rekening.

Kepala OJK Cirebon Agus Muntholib mengatakan tren ini menunjukkan pentingnya peningkatan layanan perbankan dan perlindungan konsumen di tengah tantangan ekonomi yang terus berkembang.

Dari total pengaduan yang diterima, sebagian besar berkaitan dengan masalah kredit. Salah satu isu yang sering dikeluhkan adalah pelunasan dipercepat yang dipersulit oleh pihak bank.

“Banyak nasabah merasa kesulitan untuk melunasi kredit mereka lebih awal karena bank menetapkan syarat yang rumit atau biaya tambahan yang tidak transparan. Hal ini tentu menimbulkan ketidakpuasan di kalangan masyarakat,” ungkap Agus.

Dia juga menyebutkan, permintaan keringanan bunga atau denda menjadi isu yang sering diajukan, terutama oleh nasabah yang mengalami kesulitan ekonomi akibat dampak pandemi beberapa tahun terakhir.

Selain masalah kredit, Agus mengungkapkan, banyak pengaduan terkait dengan akses data Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) dan permintaan dokumen tertentu. Nasabah sering merasa kesulitan untuk mendapatkan informasi yang seharusnya menjadi hak mereka.

“SLIK menjadi salah satu layanan penting untuk mengevaluasi riwayat kredit. Namun, ada keluhan terkait proses yang lambat atau tidak tersedianya data yang dibutuhkan nasabah. Hal ini harus segera dibenahi agar transparansi layanan perbankan dapat ditingkatkan,” jelas Agus.

Dia menegaskan bahwa OJK terus mendorong bank untuk meningkatkan pelayanan informasi bagi nasabah, termasuk dalam hal penyediaan dokumen yang relevan.

Salah satu isu serius yang menjadi perhatian adalah laporan pembobolan rekening. Agus menyatakan bahwa pengaduan terkait pembobolan rekening terus meningkat, meskipun OJK dan perbankan telah memperkuat sistem keamanan.

“Pembobolan rekening menjadi masalah yang sangat merugikan nasabah. Biasanya, kasus ini melibatkan modus penipuan seperti phishing atau skimming. Kami terus berkoordinasi dengan pihak bank untuk meningkatkan keamanan digital dan mengedukasi masyarakat agar lebih waspada terhadap ancaman ini,” tegas Agus.

Agus pun mengingatkan nasabah untuk tidak mudah memberikan data pribadi, seperti PIN atau OTP, kepada pihak yang tidak bertanggung jawab.

Untuk menangani lonjakan pengaduan ini, Agus menjelaskan OJK Cirebon telah memperkuat layanan konsumen melalui berbagai saluran, termasuk call center dan aplikasi digital.

Selain itu, OJK juga melakukan edukasi keuangan kepada masyarakat untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang hak dan kewajiban sebagai nasabah. Program ini melibatkan berbagai pihak, termasuk bank dan komunitas lokal.

“Kami mendorong bank untuk lebih responsif terhadap kebutuhan nasabah, terutama dalam situasi yang menantang seperti saat ini. Bank harus menjadi mitra yang dapat diandalkan, bukan justru menjadi sumber masalah,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini