Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) membukukan laba bersih sebesar Rp19,81 triliun per November 2024, bertumbuh 4,03% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp19,04 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) BBNI sebenarnya turun 3,86% yoy menjadi Rp35,61 triliun per November 2024.
Namun, BBNI telah membukukan pendapatan berbasis komisi atau fee based income sebesar Rp9,38 triliun per November 2024, naik tipis 1,11% yoy.
Ditambah, beban pemulihan kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) BBNI pun menyusut 18,72% yoy menjadi Rp6,41 triliun per November 2024.
Dari sisi intermediasi, BBNI telah menyalurkan kredit sebesar Rp739,53 triliun dalam 11 bulan tahun ini, tumbuh 10,96% yoy. Aset bank pelat merah ini pun tumbuh 9,83% yoy menjadi Rp1.072,63 triliun per November 2024.
Dari sisi pendanaan, BBNI telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp783,78 triliun per November 2024, tumbuh 6,99% yoy.
Pertumbuhan DPK bank ditopang oleh dana murah (current acount saving acount/CASA) sebesar Rp559,36 triliun per November 2024, naik 11,08% yoy. Dana murah BBNI pun telah berkontribusi 71,37% terhadap keseluruhan DPK bank.
Sementara itu, kinerja saham BBNI telah mengalami tren lesu tahun ini. Harga saham BBNI melemah 0,46% ke level Rp4.360 pada penutupan perdagangan akhir pekan ini, Jumat (27/12/2024).
Harga saham BBNI pun turun 11,96% dalam sebulan perdagangan terakhir dan turun 20% dalam tiga bulan terakhir. Harga saham BBNI juga jeblok 18,88% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd).
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel