Program 3 Juta Rumah Mampu Dongkrak Pertumbuhan KPR Bank?

Bisnis.com,15 Jan 2025, 10:30 WIB
Penulis: Reyhan Fernanda Fajarihza
Calon pembeli mencari informasi tentang rumah subsidi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Rabu (18/1/2023) - Bisnis/Arief Hermawan P.

Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) angkat bicara perihal dampak program 3 juta rumah yang dicanangkan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto terhadap pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) perbankan.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyampaikan bahwa perbankan menerapkan manajemen risiko dalam mengelola dana masyarakat, tak terkecuali untuk pembiayaan produktif seperti KPR.

“Dukungan berbagai program pemerintah terutama yang dapat mendorong penguatan daya beli masyarakat dan bauran kebijakan akan menjadi pendorong bagi perbankan dalam melakukan ekspansi kredit dan meningkatkan intermediasi, termasuk dalam mendorong pertumbuhan KPR,” katanya dalam konferensi pers secara daring, Selasa (14/1/2025).

Selain itu, dia juga menjelaskan bahwa OJK juga mendorong perbankan dalam menjaga likuiditas, terutama yang berasal dari dana pihak ketiga (DPK).

Ketika ditanya perihal pergerakan bunga kredit dan minat KPR di tengah suku bunga yang masih tinggi, Dian menyebut bahwa hal itu masih dipengaruhi beragam faktor seperti dinamika perekonomian global dan ketidakpastian situasi geopolitik.

Selain itu, fluktuasi perdagangan global, tingkat inflasi, dan kebijakan suku bunga di berbagai kawasan juga berdampak terhadap langkah bank dalam merespons dinamika tersebut. 

“Terkait dengan KPR, data yang ada menunjukkan bahwa KPR yang disalurkan perbankan itu masih menunjukkan pertumbuhan. Perbankan juga memproyeksikan pertumbuhan kredit ke depan yang masih cukup positif,” tutur Dian.

Sebelumnya, Corporate Secretary BTN Ramon Armando menyatakan program 3 juta rumah mendorong permintaan KPR perseroan, sehingga pertumbuhan pun diprediksi juga terjadi pada tahun ini.

Hingga September 2024 atau kuartal III/2024, BTN membukukan peningkatan penyaluran KPR, baik subsidi maupun non-subsidi, sebesar 10,4% secara tahunan (year on year/YoY).

“Kami berharap pada 2025, pertumbuhan kredit BTN secara keseluruhan dapat lebih tinggi dari 2024 yang berkisar antara 10%-11%,” jelasnya.

Adapun, Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa kredit konsumsi yang disalurkan perbankan tumbuh 10,9% YoY hingga mencapai Rp2.191,2 triliun pada November 2024.

Berdasarkan laporan Analisis Uang Beredar, dari realisasi itu, laju pertumbuhan KPR per bulan kesebelas tahun lalu terpantau melambat ke angka 10,3% YoY dari 10,8% YoY pada bulan sebelumnya. Total pembiayaan yang disalurkan pada periode yang sama mencapai Rp781,7 triliun.

BI juga mencatat penyaluran kredit sektor properti tumbuh 7,1% YoY per November 2024. Angka ini kembali menunjukkan tren pelambatan selama tiga bulan terakhir, dari 7,2% YoY pada Oktober 2024 dan 7,6% YoY pada September 2024.

Dari segi nominal, pembiayaan properti mencapai Rp1.409,4 triliun sampai dengan bulan kesebelas 2024. Jumlah ini ditopang KPR dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) yang sebesar Rp781,7 triliun, kredit konstruksi Rp397,8 triliun, serta kredit real estate (Rp229,9 triliun).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini