Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah bank digital memproyeksikan pertumbuhan layanan pinjaman langsung alias direct loan pada 2025, tecermin dari bertambahnya rencana peluncuran produk serupa.
Salah satunya adalah PT Bank Jago Tbk. (ARTO). Tak hanya menawarkan pinjaman langsung di layanan perbankan konvensional sejak akhir 2024 lalu, bank milik taipan Jerry Ng itu tengah bersiap menyasar segmen nasabah syariah dengan produk direct lending.
"InsyaAllah kita lagi eksplorasi untuk mengembangkan pembiayaan digital," kata Head of Sharia Business Bank Jago Waasi Sumintardja kepada wartawan di kantornya, dikutip pada Jumat (17/1/2025).
Waasi menjelaskan bahwa perincian mengenai bakal produk itu termaktub dalam rencana bisnis bank (RBB) yang segera dikonsultasikan oleh Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Jago kepada regulator, sehingga belum bisa memberikan bocoran.
Namun demikian, secara umum, dia menyebut pengembangan produk ini diupayakan berdasarkan masukan dari pengguna layanan syariah Bank Jago yang mengharapkan adanya direct lending berbasis digital tanpa menanggalkan prinsip syariah.
Dia kemudian menggarisbawahi bahwa pengembangan layanan ini baru memasuki tahap awal. Pihaknya berharap agar izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dapat turun sehingga peluncuran produk dapat dilakukan menjelang akhir tahun.
"Nanti implementasinya bertahap. Mungkin baru antara kuartal II ke kuartal III [2025], mudah-mudahan, ya," jelasnya.
Sebelumnya, bank digital lain yakni PT Bank Seabank Indonesia mengungkapkan layanan pinjaman langsung yang dijalankan bank digital memiliki prospek yang apik, kendati kredit bank melalui skema channeling ke industri financial technology (fintech) peer-to-peer atau P2P lending masih kuat.
Direktur Utama Seabank Sasmaya Tuhuleley menilai bahwa keberadaan P2P lending masih diperlukan oleh segmen pasar di luar jangkauan sistem perbankan.
Namun, bank digital dinilai punya keunggulan dengan manajemen risiko yang lebih baik saat merilis pinjaman langsung kepada nasabah.
"Diharapkan bank digital itu akan memiliki manajemen risiko yang lebih baik, karena dia sudah berpengalaman. Apalagi basisnya adalah big data," katanya menjawab pertanyaan Bisnis di kantor Seabank, Jakarta Selatan, medio November 2024 lalu.
Adapun, Bank Indonesia (BI) melaporkan kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital sepanjang 2024 menunjukkan pertumbuhan signifikan.
Gubernur BI Perry Warjiyo memaparkan bahwa pembayaran digital pada 2024 mencapai 34,5 miliar transaksi atau tumbuh 36,1% secara tahunan (year on year/YoY), didukung oleh seluruh komponen transaksi digital seperti aplikasi mobile banking.
"Volume transaksi pada aplikasi mobile tumbuh sebesar 39,1% [YoY], demikian pula volume transaksi pada internet yang tumbuh sebesar 4,4% [YoY] pada 2024. Di samping itu, volume transaksi pembayaran digital melalui QRIS tetap tumbuh pesat sebesar 175,2% [YoY], didukung peningkatan jumlah pengguna dan merchant," katanya dalam paparan hasil Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta, Rabu (15/1/2025).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel