Daftar 78 Startup Diguyur Pendanaan Hingga Jutaan Dolar Sepanjang 2024, Amartha Sampai Qoala

Bisnis.com,21 Jan 2025, 21:15 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Ilustrasi startup. Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Iklim pendanaan usaha rintisan (startup) di Tanah Air sepanjang 2024 mencapai titik terendahnya dalam beberapa tahun belakangan. Lantas, startup mana yang tetap mampu menyerok duit investor di tengah kepungan fenomena tech winter?

Berdasarkan laporan platform kurator data dan riset startup Tracxn, total pendanaan startup lokal tahun lalu hanya US$693 juta dari 78 putaran pendanaan. Bahkan, capaian tahun lalu tak sampai melampaui era 2016 sebesar US$966 juta dari 91 putaran pendanaan.

Tren di Indonesia memang tak jauh dari tren di Asia Tenggara (ASEAN), di mana pendanaan startup anjlok menjadi US$2,8 miliar dari 420 putaran pendanaan saja.

Sebagai perbandingan, total pendanaan startup di ASEAN pada 2023 masih senilai US$7 miliar dari 543 putaran pendanaan. Nilainya memang turun jauh dari capaian 2021 (US$21,9 miliar) dan 2022 (US$14,2 miliar), tapi setidaknya masih setara era 2019 (US$7,9 miliar) dan 2020 (US$7,7 miliar).

Ketua Umum Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) Eddi Danusaputro sepakat bahwa pelaku startup dalam negeri harus banyak introspeksi. Sebab, siklus tech winter sebenarnya adalah kesempatan memanfaatkan momen pembuktian suatu startup bahwa bisnisnya tahan banting di segala kondisi.

"Saat arus modal seret, kedewasaan para founder dan manajemen sebenarnya sedang diuji. Tidak bisa serta-merta menyalahkan tech winter. Karena ke depan, permainan valuasi sudah tak lagi relevan. Pendanaan akan lebih banyak mengalir ke startup dengan jalan menuju profitabilitas yang jelas," ungkapnya kepada Bisnis, dikutip Selasa (21/1/2025).

Oleh sebab itu, Eddi turut menyayangkan maraknya sentimen negatif akibat segelintir startup bermasalah di sepanjang 2024. Terlebih, apabila pendiri startup terkait justru ikut terlibat dalam dugaan penyelewengan dana, mismanajemen, bahkan fraud.

Menurutnya, kasus-kasus yang ada telah menjadi catatan penting bagi modal ventura lokal maupun asing, sebab kapabilitas dan kredibilitas pendiri startup merupakan salah satu faktor seleksi paling dini.

"Secara umum, founder startup itu memang pengalamannya masih hijau. Makanya, tren ke depan, setiap modal ventura yang punya dana inkubasi pasti akan lebih gencar membimbing. Setidaknya, supaya jangan sampai ada lagi founder yang awalnya prospektif, tapi ujungnya tergoda melakukan penyelewengan," tambahnya.

Namun, di samping semua sentimen negatif tersebut, Eddi optimistis tren pendanaan sepanjang tahun ini lebih baik ketimbang capaian 2024. Utamanya, berkah potensi pertumbuhan ekonomi domestik, serta prospek nyata dari segelintir usaha rintisan terkait sektor-sektor andalan yang menarik investor.

Selain itu, kendati ragam strategi eksit (exit strategy) di Indonesia masih belum optimal, pertumbuhan ekonomi dan iklim usaha yang baik setidaknya mampu membawa tren aksi merger & akuisisi (M&A) semarak, sehingga menjadi katalis bagi pemain modal ventura untuk berani mengucurkan dananya.

"Membawa startup melantai di bursa [IPO] memang masih sulit ke depannya. Tapi dari pengalaman saya pribadi, M&A bisa lebih cuan di sini. Jadi potensi pertumbuhan [pendanaan startup] tahun ini masih terbuka, setidaknya bisa seperti capaian sebelum tech winter," tutupnya.

Lantas, siapa saja startup yang masih mampu menyedot arus modal di tengah berbagai sentimen negatif tersebut?

Tracxn Geo Annual Report SEA Tech 2024 mencatat bahwa startup keuangan Ascend Money asal Thailand menjadi yang paling banyak mendapatkan guyuran pendanaan. Tepatnya, US$195 juta di putaran Seri D pada Juni 2024, berasal dari MUFG dan Kungsri Finnovate.

Berikutnya, ada startup edukasi asal Singapura, Eruditus, dengan pendanaan US$150 juta di Seri F pada Oktober 2024 dari CCP Investment, Accel, SoftBank Vision Fund, dan keterlibatan tiga investor lain.

Sementara itu, dari jajaran startup kawasan ASEAN yang mendapat guyuran pendanaan terbesar sepanjang 2024, satu startup asal Indonesia turut menyempil di jajaran teratas, yaitu platform teknologi asuransi Qoala dengan guyuran US$47 juta di putaran Seri C.

Selain Qoala, startup asal Tanah Air lain yang tampil mencolok di kawasan ASEAN adalah startup inovasi keuangan digital Finture alias Yup dengan US$30 juta di putaran Seri B, serta startup bidang rantai pasok dan pendanaan produktif UMKM AwanTunai dengan US$28 juta di putaran Seri B.

Di samping para startup yang mendapatkan pendanaan jumbo, muncul pula beberapa startup lokal di tahap awal yang mencolok karena masih mampu mendapatkan pendanaan signifikan, misalnya Chickin, Kopi Jago, Broom, Wagely, sampai Alodokter.

Berikut adalah daftar lengkap 78 startup lokal yang berhasil merealisasikan putaran pendanaan terbarunya pada periode 2024

Data total perincian pendanaan startup 2024,

Sumber: Tracxn

Penyertaan Saham (64)

- Pinjaman Modal, Jumlah: 14

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini