Jutaan UMKM Belum Tersentuh Bank dan Leasing, Pasar Potensial buat P2P Lending

Bisnis.com,28 Jan 2025, 15:31 WIB
Penulis: Akbar Maulana al Ishaqi
Ilustrasi pinjaman online atau fintech lending./ Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) mencatat berdasarkan hasil riset berbagai sumber menyebutkan saat ini di Indonesia terdapat 132 juta individu produktif dan 46,6 juta UMKM belum dapat terlayani pendanaan konvensional.

Tofan Saban, Ketua Klaster Pendanaan Produktif AFPI, mengatakan segmentasi tersebut adalah peluang bagi fintech P2P lending untuk mengucurkan pembiayaan.

"Ini adalah UMKM yang ada di Indonesia saat ini, tapi belum bisa mendapat pembiayaan konvensional yang ada, multifinance dan perbankan. Secara persyaratan belum memiliki syarat, misalnya kepemilikan agunan. Misal kalau perbankan harus ada aset tetap, UMKM ini belum tentu punya. Lalu misal syarat dua tahun menjalankan usaha, ini mungkin belum bisa memenuhi," kata Tofan saat media gathering AFPI 2025 beberapa waktu lalu.

Sementara dari sisi valuasi, Tofan memaparkan dari jumlah individu produktif tersebut ada kesenjangan kredit sebesar Rp1.650 triliun, sementara untuk jumlah UMKM yang belum terlayani terebut terdapat kesenjangan kredit yang diperkirakan mencapai sebesar Rp2.400 triliun.

"Jadi, apapun yang sudah dilakukan pemerintah yang sekarang berusaha bisa memberikan pembiayaan UMKM, tapi dengan jumlah yang sangat besar tadi ternyata masih kurang. Misalnya sekarang ada KUR, tapi secara jumlah relatif terbatas dengan kebutuhan yang ada," kata Tofan.

Tofan mengatakan pasar yang segar tersebut bisa dimanfaatkan oleh industri P2P lending yang saat ini terdapat 97 perusahaan penyelenggara, di mana sebanyak 48 penyelenggara fokus pada pembiayaan multiguna dan sebanyak 49 penyelenggara fokus pada pembiayaan produktif.

"Oleh karena itu utuk segmen kami, baik P2P yang bermain di multiguna maupun produktif itu masuk ke segmen ini [peluang kesenjangan kredit]," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini