Kecelakaan Pesawat di AS Bisa Picu Kenaikan Premi Asuransi Penerbangan

Bisnis.com,02 Feb 2025, 19:59 WIB
Penulis: Pernita Hestin Untari
Karyawati beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi umum di Jakarta, Rabu (24/7/2024). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Insiden kecelakaan antara pesawat penumpang American Airlines dan helikopter Black Hawk milik angkatan darat Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan berdampak pada asuransi penerbangan global. 

Praktisi dan pengamat asuransi penerbangan, Arman Juffry, menilai bahwa besarnya klaim yang diajukan dalam insiden ini dapat memicu lonjakan premi asuransi masa depan.

Menurut Arman, dalam skema asuransi penerbangan, klaim atas kecelakaan ini akan berjalan sebagaimana biasanya. Namun, jika dalam penyelidikan ditemukan keterlibatan pemerintah, maka klaim bisa diajukan melalui skema khusus di AS, seperti US Victim of State Terrorism (VSST) atau Victims Compensation Fund (VCF).

“Yang menjadikan klaim itu bisa membengkak jika dalam penyelidikan nanti ditemukan ada keterlibatan pemerintah. Maka klaimnya bisa via US VSST atau VCF, dana yang dicanangkan pemerintah AS untuk korban yang berkaitan dengan keterlibatan negara,” kata Arman kepada Bisnis, pada Minggu (2/2/2025). 

Dia juga menjelaskan bahwa klaim korban kecelakaan di AS umumnya lebih besar dibanding negara lain. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk usia korban dan harapan hidup mereka jika selamat, jumlah tanggungan keluarga, serta faktor ekonomi lainnya.

Dalam asuransi penerbangan, kata Arman, berlaku asas strict liability sehingga klaim harus dibayar tanpa perlu memperdebatkan siapa yang salah dalam insiden tersebut. Selain itu, korban atau keluarga korban juga dapat mengajukan gugatan class action melalui pengacara mereka untuk mendapatkan ganti rugi yang lebih besar.

Lebih lanjut, Arman mengungkapkan bahwa lonjakan klaim ini kemungkinan akan berdampak pada kenaikan premi asuransi penerbangan secara global.

Dia menyoroti bahwa dalam beberapa tahun terakhir, klaim asuransi penerbangan dalam jumlah besar relatif jarang terjadi, terutama setelah insiden Lion Air 610 dan Ethiopian Airlines 302 pada 2018, yang menewaskan lebih dari 500 orang.

“Setelah itu tidak banyak klaim hingga 2023. Nah, setelah itu ada kecelakaan Azerbaijan Airlines, Jeju Air, American Airlines, dan lainnya yang menewaskan hampir 300 orang. Jadi saya kira ini akan berpengaruh pada kenaikan premi asuransi penerbangan,” kata Arman.

Terbaru, Administrasi Penerbangan Federal (FAA) melaporkan pesawat yang terjatuh adalah Learjet 55, yang lepas landas dari Bandara Timur Laut Philadelphia sekitar pukul 18.30 waktu setempat dan jatuh kurang dari 6,4 km dari lokasi keberangkatan. 

Adapun, penerbangan itu tengah menuju ke Bandara Nasional Springfield-Branson di Missouri. Awalnya, FAA melaporkan bahwa hanya ada dua orang di dalam pesawat, tetapi kemudian mengoreksi jumlahnya menjadi enam orang. 

Kecelakaan tersebut terjadi hanya beberapa blok dari Roosevelt Mall, pusat perbelanjaan tiga lantai di kawasan padat penduduk Philadelphia. Wilayah tempat kecelakaan terjadi dipenuhi dengan rumah-rumah berjejer dan toko-toko. 

Video insiden yang beredar di media sosial menunjukkan pesawat jatuh dengan cepat dan memicu bola api besar. Saksi mata melaporkan bahwa ledakan menyebabkan serpihan pesawat menghantam kendaraan dan puing-puing terbakar berserakan di jalanan. Foto-foto setelah kejadian menunjukkan mobil-mobil hangus dan rusak parah. 

Seorang pria yang diwawancarai CBS mengatakan bahwa dia sedang mengemudi di daerah tersebut ketika mendengar suara gemuruh, diikuti dengan ledakan keras. Tim penyelamat segera dikerahkan ke lokasi kejadian saat warga sekitar memenuhi jalanan yang dipenuhi puing-puing terbakar dan serpihan pesawat. 

Sebagai catatan, kecelakaan ini terjadi hanya dua hari setelah adanya tabrakan yang besar antara pesawat komersial dan helikopter Black Hawk di Washington DC yang diduga menewaskan seluruh 67 orang di kedua pesawat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Oktaviano DB Hana
Terkini