Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) mencatatkan bisnis emas yang terdiri dari gadai emas dan cicil emas mencapai Rp12,8 triliun, tumbuh 78,17% secara tahunan (year on year/YoY) sepanjang 2024.
Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna menyampaikan bahwa bisnis logam mulia itu akan dioptimalkan BSI dengan tujuan meningkatkan literasi investasi emas yang aman dan mudah bagi masyarakat, terutama di tengah maraknya penipuan dan investasi bodong yang menjanjikan imbal hasil yang tinggi.
“Nilai emas yang sifatnya safe haven terbukti nilainya tidak terpengaruh dengan inflasi yang terjadi setiap tahun,” katanya dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (3/2/2025).
Lebih lanjut, dia menyebut bahwa harga emas terus mengalami tren peningkatan dengan rerata pertumbuhan 20%-30% per tahun. Hal tersebut berdampak terhadap demografi nasabah bisnis emas BSI, khususnya cicil emas, yang sekitar 50%-nya berasal dari generasi Z dan milenial.
Anton lantas menyinggung persiapan BSI yang digadang-gadang segera menjalankan bisnis layanan emas alias bullion bank.
“Selain produk cicil emas dan gadai emas, BSI juga menyediakan layanan titipan emas dan perdagangan emas sebagai persiapan menjadi bullion bank,” paparnya.
Dalam perkembangan terakhir, Kementerian BUMN menyatakan terus mendorong percepatan pembentukan bank emas sebagai langkah strategis untuk mengoptimalkan tabungan emas di masyarakat, sekaligus meningkatkan cadangan nasional.
Oleh karena itu, Menteri BUMN Erick Thohir mendorong semua pihak untuk dapat terlibat dalam inisiasi tersebut, termasuk BSI. BSI merupakan salah satu bank yang diusulkan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk menjadi bank emas.
"Kami dorong semua pihak [termasuk BSI] supaya reserve emas tidak hanya di pemerintah, tetapi juga di masyarakat," ujarnya di Jakarta, Kamis (9/1/2025).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel