Kucuran Kredit Perbankan ke Sektor Hilirisasi Makin Deras

Bisnis.com,04 Feb 2025, 10:30 WIB
Penulis: Reyhan Fernanda Fajarihza
Ilustrasi suku bunga perbankan./ Dok. Freepik.

Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa penyaluran kredit terhadap industri pengolahan terkait hilirisasi tumbuh 15,29% secara tahunan (year on year/YoY) sampai dengan September 2024.

Mengutip Laporan Surveillance Perbankan Indonesia (LSPI) kuartal III/2024, laju pembiayaan yang antara lain mencakup subsektor industri pengolahan kelapa sawit, logam nonbesi, dan manufaktur elektronik itu meningkat dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang besar 6,64% YoY.

“Peningkatan penyaluran kredit kepada industri pengolahan terkait hilirisasi tersebut dipicu oleh pertumbuhan kredit pada subsektor industri pengolahan logam bukan besi yang tumbuh sebesar 28,52%, setelah pada September 2023 terkontraksi sebesar 11,44%,” tulis OJK dalam laporannya, dikutip Senin (3/2/2025).

Secara porsi, penyaluran kredit untuk tiga subsektor itu berkontribusi terhadap 17,96% dari total kredit terhadap industri pengolahan yang mencapai Rp1.158,41 triliun sepanjang periode yang sama.

Jumlah itu juga setara dengan 2,74% dari total penyaluran kredit secara keseluruhan. Total penyaluran kredit industri perbankan sendiri mencapai Rp7.579,25 triliun per September 2024.

“Hal ini menunjukkan kontribusi penyaluran kredit kepada subsektor industri pengolahan yang berkaitan dengan hilirisasi cukup signifikan, meskipun masih terdapat ruang untuk meningkatkan kontribusi perbankan terhadap sektor ini,” jelas OJK.

Dari sisi pemain, sejumlah bank menyatakan bahwa hilirisasi menjadi pendorong pertumbuhan kredit sekaligus menjadi sarana untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) atau BNI memandang bahwa hilirisasi bukan sesuatu yang baru. Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyebut bahwa BNI memiliki portofolio kredit besar yang mencakup sektor mineral, batu bara, perkebunan, hingga kehutanan.

“Jadi, kita sudah punya portofolio yang kurang lebih Rp60 triliun di sini,” katanya dalam paparan kinerja keuangan BNI 2024, Rabu (22/1/2025).

Dia menjelaskan bahwa capaian tersebut menunjukkan pengalaman BNI dalam menyalurkan pembiayaan hilirisasi maupun menjalankan inovasi di dalam produk terkait.

Itu sebabnya, Royke menyatakan bahwa pihaknya menyambut baik program hilirisasi yang digalakkan pemerintah sebagaimana portofolio kredit yang dimiliki BNI saat ini.

Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) alias BCA memaparkan bahwa pembiayaan hilirisasi menjadi salah satu penopang pertumbuhan kredit korporasi perseroan.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyebut bahwa pembiayaan terhadap produk mineral, CPO, hingga pertambangan turut mendorong kredit korporasi BCA yang tumbuh 15,7% YoY hingga mencapai Rp426,8 triliun.

“Kita sangat support hilirisasi, luar biasa. Jadi dari 15,7% itu separuhnya adalah hilirisasi dan CPO,” katanya dalam paparan kinerja keuangan BCA 2024, Kamis (23/1/2025).

Menurutnya, permintaan kredit untuk kebutuhan hilirisasi masih memiliki potensi untuk berkembang, kendati bergantung kepada kondisi pasar dan geliat investasi yang ada.

“Ke depan kau memang ternyata ada permintaan tambahan kredit hilirisasi tadi, dari CPO dan bidang-bidang bisnis lainnya, tentu kita akan welcome,” tutur Jahja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini