Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) alias BSI membukukan laba bersih Rp7,01 triliun pada 2024. Capaian ini naik 22,83% secara tahunan (year on year/YoY) dari Rp5,7 triliun pada 2023.
Berdasarkan publikasi laporan keuangan di Harian Bisnis Indonesia edisi Kamis (6/2/2025), BSI mengantongi pendapatan setelah distribusi bagi hasil senilai Rp18,58 triliun, tumbuh 8,26% dari sebelumnya Rp17,16 triliun.
Pendapatan berbasis komisi (fee-based income) juga turut menopang laba BSI dengan pertumbuhan 34,17% YoY menjadi Rp2,36 triliun. Pendapatan lainnya turut naik 18,92% YoY dari Rp1,15 triliun menjadi Rp1,37 triliun.
Peningkatan laba ini sejalan dengan perbaikan beban pemulihan kerugian penurunan nilai alias impairment, dari Rp2,65 triliun pada 2023 menjadi Rp1,99 triliun pada 2024.
Terkait fungsi intermediasi, BSI menyalurkan total pembiayaan senilai Rp277,86 triliun pada tahun lalu, naik 15,92% secara tahunan. Aset bank syariah terbesar di Tanah Air ini pun naik 15,55% YoY, dari Rp353,62 triliun menjadi Rp408,61 triliun.
Kualitas aset BSI terbilang terjaga dengan rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) gross yang menurun dari 2,08% pada 2023 menjadi 1,90% pada 2024. NPF net juga turun tipis dari 0,55% menjadi 0,50%.
BSI juga telah menghimpun dana pihak ketiga (DPK) dengan total Rp327,45 triliun pada 2024, naik 11,46% YoY dari Rp293,77 triliun pada 2023. Deposito menjadi penopang utama DPK BSI dengan pertumbuhan 12,72% YoY hingga mencapai Rp130,58 triliun.
Terkait rasio kinerja lainnya, net operating margin (NOM) BSI naik dari 2,58% pada 2023 menjadi 2,84% pada 2024. Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) juga menyusut dari 71,27% pada 2023 menjadi 69,93% pada 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel