Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) membukukan laba bersih Rp7,01 triliun pada 2024. Realisasi ini tumbuh 22,83% secara tahunan (year on year/YoY) dari Rp5,7 triliun pada 2023.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi menyebut bahwa pertumbuhan ini salah satunya didorong oleh pembiayaan yang tumbuh 15,88% YoY hingga mencapai Rp278 triliun.
“Fee-based income juga mengalami pertumbuhan dan pertumbuhannya cukup fantastis, yaitu double digit sebesar 32,58% secara YoY menjadi sebesar Rp 5,51 triliun. Hal ini membuat BSI mampu mencetak laba bersih sebesar Rp7,01 triliun,” katanya dalam paparan kinerja keuangan 2024 BSI secara virtual, Kamis (6/2/2025).
Menurutnya, bisnis BSI tumbuh baik dan sehat karena didukung oleh strategi game changer yang berhasil diimplementasikan pada tahun lalu.
Hery menyebut bahwa sejumlah inisiatif strategis seperti optimalisasi platform digital mulai membuahkan hasil dalam mendorong pertumbuhan berkelanjutan perseroan.
Terkait kualitas pembiayaan, dia menyebut bahwa cost of financing BSI turun 31 basis point (bps) menjadi 0,83%.
Hal ini sejalan dengan perbaikan rasio profitabilitas, tecermin dari return on asset (ROA) yang tumbuh 0,14% menjadi 2,49% dan return on equity (ROE) yang meningkat 0,89% menjadi 17,77%.
“Kinerja BSI di 2024 tumbuh positif. Pertumbuhan ini menjadikan BSI semakin kompetitif dan berada di antara bank umum nasional,” tuturnya.
Selain itu, BSI juga menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp327 triliun, tumbuh sebesar 11,46% YoY. Dari jumlah tersebut, komposisi dana murah alias current account saving account (CASA) BSI mencapai Rp197 triliun.
“Aset BSI tumbuh sebesar 15,55% secara YoY menjadi sebesar Rp409 triliun. Jadi, ini adalah pertama kali BSI memiliki aset lebih dari Rp400 triliun,” terang Hery.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel