Warga RI Pilih Beli Produk Asuransi Jiwa via Bank dan Agen, Ini Alasannya

Bisnis.com,13 Feb 2025, 14:55 WIB
Penulis: Pernita Hestin Untari
Karyawan beraktivitas di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Jakarta, Selasa (8/10/2024). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) memproyeksikan bahwa bancassurance dan keagenan tetap menjadi kanal distribusi utama dalam pemasaran dan penjualan produk asuransi jiwa. Kontribusi nilai premi dari masing-masing kanal distribusi diperkirakan tidak akan jauh berbeda dari tahun sebelumnya.

Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu menyampaikan bahwa bancassurance masih menjadi kanal yang dominan karena nasabah cenderung lebih percaya membeli produk asuransi melalui bank yang sudah mereka kenal. 

“Kenaikan di kanal bancassurance terjadi karena nasabah cenderung lebih percaya untuk membeli produk asuransi melalui bank yang sudah mereka kenal dan sistem pembayarannya yang lebih mudah yaitu dengan sistem autodebit,” kata Togar kepada Bisnis, pada Kamis (13/2/2025).

Selain itu, kanal keagenan juga menunjukkan peningkatan nilai premi dibandingkan tahun sebelumnya. Menurut Togar, ini membuktikan bahwa tenaga pemasar agen masih memiliki peran penting dalam industri asuransi jiwa, walaupun teknologi dan digitalisasi sudah semakin berkembang, dikarenakan masyarakat masih membutuhkan informasi secara cepat dan lengkap. 

Di sisi lain, meskipun digitalisasi menjadi fokus utama dalam transformasi industri asuransi jiwa, kontribusi kanal digital terhadap pendapatan premi masih relatif kecil. 

“Tidak semua perusahaan memiliki infrastruktur teknologi yang memadai, dana yang cukup, dan SDM [Sumber Daya Manusia] yang memiliki kompetensi di bidang teknologi,” katanya.

Lebih lanjut, AAJI juga melihat adanya perbedaan kinerja antar kanal distribusi yang mencerminkan dinamika preferensi nasabah serta efektivitas strategi pemasaran yang diterapkan oleh perusahaan asuransi jiwa.

Pergeseran preferensi ke bancassurance dipengaruhi oleh faktor kemudahan akses produk, efisiensi pembayaran premi melalui transaksi perbankan, serta tingkat kepercayaan masyarakat yang lebih tinggi terhadap institusi perbankan.

Dalam upaya mendorong pertumbuhan industri, AAJI mengajak perusahaan asuransi jiwa untuk mengambil langkah strategis dengan mengadopsi teknologi digital dalam operasionalnya. 

“Hal ini mencakup pengembangan platform digital yang terintegrasi dengan sistem perbankan, sehingga memudahkan proses penjualan produk asuransi melalui kanal bancassurance,” kata Togar.

Selain itu, AAJI terus mendorong perusahaan anggota untuk menciptakan produk asuransi yang inovatif dan sesuai dengan kebutuhan pasar. Organisasi ini juga aktif mengadakan pelatihan serta seminar guna meningkatkan kompetensi tenaga pemasar di sektor asuransi.

Lebih lanjut, AAJI menekankan pentingnya kolaborasi antara industri asuransi jiwa dan sektor perbankan untuk meningkatkan penetrasi asuransi di masyarakat. 

“AAJI juga selalu mengajak perusahaan asuransi jiwa untuk aktif menjalin kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan seperti regulator dan perbankan, untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan bancassurance,” pungkas Togar.

AAJI mencatat kanal distribusi bancassurance masih mendominasi pendapatan premi di industri asuransi jiwa, dengan kontribusi sebesar Rp57,70 triliun  pada periode Januari hingga September 2024. Angka tersebut mengalami kenaikan 2,9% dibandingkan pada tahun sebelumnya. 

Sementara itu, kanal distribusi melalui agen tercatat mencapai Rp42,99 triliun, yang juga mengalami kenaikan sebesar 2,5%. Di sisi lain, kanal distribusi lainnya tercatat Rp31,57 triliun, yang mengalami penurunan sebesar 7,2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini