Bisnis.com, JAKARTA – Jahja Setiaatmadja akan diusulkan untuk diangkat menjadi Presiden Komisaris PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BCA pada Rabu (12/3/2025) mendatang.
Berdasarkan dokumen profil calon anggota dewan komisaris dan direksi BCA, Jahja yang saat ini menjabat sebagai Presiden Direktur BCA diusulkan sebagai calon tunggal Presiden Komisaris, untuk menggantikan Djohan Emir Setijoso yang mengajukan pengunduran diri pada pertengahan Desember 2024 lalu.
Adapun, dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen BCA menyampakikan terdapat tujuh agenda dalam RUPST tahun ini, salah satunya mengenai perubahan susunan anggota dewan komisaris dan dewan direksi perseroan.
Agenda RUPST BCA 2025 juga meliputi persetujuan laporan tahunan dan laporan keuangan tahunan untuk kinerja 2024. Persamuhan tersebut juga akan membahas persetujuan penggunaan laba bersih BCA yang mencapai Rp54,8 triliun pada 2024.
Terdapat pula penetapan gaji atau honorarium dan tunjangan untuk tahun buku 2025 serta tantiem untuk tahun buku 2024 kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan.
Selain itu, mata acara lainnya adalah penunjukan kantor akuntan publik terdaftar, pemberian kuasa untuk membayar dividen interim tahun buku 2024, sera persetujuan atas perubahan recovery plan perseroan.
Profil Jahja Setiaatmadja
Berusia 69 tahun, Jahja bukan lagi sosok asing di bank milik Grup Djarum ini. Dia masih menjabat sebagai Presiden Direktur BCA sejak 2011 lalu.
Sebelum menjadi orang nomor satu di BCA, dia pernah menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur BCA pada 2005 hingga 2011. Tanggung jawabnya meliputi bidang bisnis perbankan cabang, divisi treasuri, divisi perbankan internasional, dan kantor-kantor perwakilan di luar negeri.
Jabatan Direktur BCA diembannya pada 1999 hingga 2005, usai menempati berbagai jabatan manajerial di BCA sejak 1990. Tak hanya di sektor perbankan, dia juga berpengalaman merambah sektor lain seperti otomotif dan farmasi.
Jahja tercatat pernah menjabat Direktur Keuangan PT Indomobil pada 1989-1990, serta menempati sejumlah posisi strategis di PT Kalbe Farma (1980-1989) dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Keuangan.
Ditilik lebih jauh, Jahja memulai karir di tahun 1979 sebagai akuntan di Price Waterhouse. Dia meraih gelar sarjana akuntansi dari Universitas Indonesia pada 1982.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel