Bisnis.com, JAKARTA — Pemanfaatan teknologi blockchain masih terbatas di Indonesia. Padahal, potensi pasar blockchain besar, termasuk dimanfaatkan untuk sektor perbankan.
Blockchain diibaratkan seperti sebuah buku transaksi besar yang menyimpan informasi-informasi secara elektronik ke dalam format digital. Sebagai sebuah buku besar, blockchain berperan menjaga catatan transaksi agar tetap aman.
Teknologi blockchain juga memungkinkan berbagi informasi secara transparan dalam jaringan bisnis.
Penggunaan teknologi blockchain merupakan salah satu tren terbaru di sektor keuangan digital, berkat meningkatnya tokenisasi serta transaksi aset kripto yang telah terlebih dahulu mengadopsi teknologi tersebut.
Sekjen Asosiasi Blockchain Indonesia Malikulkusno Utomo mengatakan di Indonesia, pemanfaatan teknologi blockchain masih terbatas. Secara regulasi yang berlaku, fokus teknologi blockchain masih pada perdagangan spot aset kripto. Pemanfaatan lainnya masih masuk ke dalam sandbox di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Meski begitu, menurutnya teknologi blockchain memiliki potensi pemanfaatan yang luas, termasuk untuk sektor perbankan di Indonesia. "Peluang penerapan blockchain mengacu global, ada beberapa negara menggunakan teknologi blockchain untuk cross border transfer, kemudian ke payment, dan lainnya," katanya setelah acara Focus Group Discussion (FGD): 'Menggali Potensi Kolaborasi Aset Kripto dan Industri Jasa Keuangan di Indonesia' pada Kamis (12/2/2025) di Jakarta.
Di industri perbankan, teknologi blockchain juga dinilai akan membawa peningkatan kecepatan transaksi hingga pemangkasan biaya operasional bank secara drastis.
Akan tetapi, terdapat tantangan pemanfaatan teknologi blockchain di Indonesia. "Spektrumnya cukup luas. Tantangannya lebih ke pendanaan. Ide menarik itu, apakah bisa ditangkap oleh investor, lalu kemudian direalisasikan?" ujarnya.
Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK Hasan Fawzi mengatakan teknologi blockchain potensial untuk semakin luas lagi diadopsi. "Sudah banyak pengembang teknologi blockchain tumbuh. Indonesia tidak kalah dari sisi adopsi," tuturnya.
Namun, terdapat pula tantangan penerapan teknologi blockchain seperti perlindungan pelanggan dan tata kelola.
Sebelumnya, perbankan sudah mulai ancang-ancang menerapkan teknologi blockchain. Pada tahun lalu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) misalnya mengembangkan proyek percontohan (pilot project) berbasis teknologi blockchain.
Dengan teknologi blockchain, BRI akan mendorong peningkatkan infrastruktur digital dan kemampuan inovasi perseroan, serta menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan teknologi.
Bank Indonesia (BI) juga akan melakukan uji coba penggunaan rupiah digital dengan teknologi blockchain atau distributed ledger technology (DLT). Penerbitan rupiah digital tersebut dinavigasi dalam Proyek Garuda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel