Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) meyakini bahwa penghimpunan simpanan atau dana pihak ketiga (DPK) dapat bertumbuh double digit pada rentang 10%-15% pada tahun ini.
Ivan Jaya selaku Consumer Funding & Wealth Business Head Bank Danamon menjelaskan terdapat berbagai pendekatan yang akan dilakukan perseroan di tengah tantangan perekonomian yang dihadapi sektor perbankan.
“Target growth [DPK]-nya di atas double digit, antara 10%-15%. Lebih tinggi dari industri,” katanya saat ditemui wartawan di acara Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025 di Jakarta Pusat, Kamis (13/2/2025).
Dia memaparkan bahwa tantangan penghimpunan DPK pada tahun ini salah satunya dipengaruhi peningkatan penerbitan surat utang negara oleh pemerintah, lebih lagi terdapat beberapa instrumen serupa yang mendekati jatuh tempo.
Itu sebabnya, Bank Danamon disebutnya sedang melakukan pendekatan berbeda demi menggenjot simpanan masyarakat. Pengembangan produk yang mengutamakan transaksi nasabah menjadi salah satu strategi yang ditempuh.
Selain itu, pihaknya juga mengupayakan peningkatan marketing awareness melalui melalui berbagai program undian yang diselenggarakan Bank Danamon.
“Jadi, kami mencoba untuk tidak melakukan pendekatan dengan memberikan bunga tinggi, tapi menawarkan model solusi dan transaksi,” jelas Ivan.
Terkait dana murah, Bank Danamon mencanangkan rasio current account saving account (CASA) pada level 55% dari keseluruhan simpanan. Menurutnya, angka tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun lalu.
“Di sini memang pertumbuhan CASA atau tabungan, terutama kalau dari sisi konsumer itu merupakan salah satu fokus kami,” tuturnya.
Adapun, secara industri, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa DPK perbankan hanya tumbuh sebesar 4,48% YoY menjadi Rp8,837 triliun pada Desember 2024 lalu.
Bank Indonesia (BI) juga memprediksi bahwa laju pertumbuhan DPK akan melambat setidaknya pada kuartal I/2025. Berdasarkan Survei Perbankan BI Kuartal IV/2024, perkiraan itu didasarkan pada perhitungan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) mengenai pertumbuhan DPK yang hanya sebesar 68,8%, menurun dibandingkan 89,3% pada kuartal sebelumnya.
“Perlambatan pertumbuhan DPK diprakirakan terjadi pada seluruh jenis instrumen,” demikian bunyi laporan BI, Senin (20/1/2025).
Lebih lanjut, SBT instrumen tabungan tercatat sebesar 63,8%, turun drastis dari 93,2% pada kuartal lalu. SBT giro turun dari 85,5% menjadi 73,2%, sedangkan SBT deposito turun dari 88,8% menjadi 80,1% secara triwulanan.
Kendati demikian, bank sentral Tanah Air memproyeksikan pertumbuhan DPK hingga penghujung tahun ini akan lebih tinggi dari capaian 2024.
Hal ini mengacu kepada prakiraan penghimpunan DPK dengan SBT 99,6% pada 2025, dibanding SBT 89,3% pada tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel