Bisnis.com, JAKARTA – Modalku optimistis pertumbuhan pembiayaan fintech P2P lending pada 2025 akan melanjutkan kinerja positif. Kendati begitu Modalku melihat potensi ini juga dibarengi dengan tantangan yang ada, utamanya dalam risiko kredit macet dari pinjaman sektor produktif.
Arthur Adisusanto, Country Head Modalku Indonesia menjelaskan peluang tersebut dapat dilihat dari tren data yang dicatat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per akhir 2024 terkait penyaluran P2P lending dibandingkan kredit UMKM dari perbankan.
Adapun OJK mencatat pertumbuhan pembiayaan untuk sektor UMKM dari perbankan per Desember 2024 tumbuh melambat hanya 3%, dan menjadi pertumbuhan paling rendah sepanjang 2024.
Di sisi lain pendanaan UMKM dari P2P lending per November 2024 naik signifikan sebesar 15%. Meski secara outstanding pinjaman masih kalah jauh dari perbankan, P2P lending punya peluang dengan besarnya populasi unbanked di Indonesia.
"Mengacu pada data tersebut, itu menunjukkan bahwa Pindar [pinjaman daring/P2P lending] memiliki peluang yang positif untuk menjadi alternatif bagi UMKM yang membutuhkan akses pendanaan untuk pertumbuhan bisnisnya," kata Arthur kepada Bisnis, dikutip Minggu (23/2/2025).
Arthur melanjutkan, untuk mendukung pertumbuhan pembiayaan P2P lending yang berkelanjutan, diperlukan manajemen risiko yang baik serta kolaborasi dengan berbagai pihak agar ekosistem pendanaan tetap stabil dan sehat.
Modalku melihat saat ini literasi keuangan masih menjadi salah satu tantangan industri pinjaman online. Menurutnya banyak pelaku usaha yang belum benar-benar memahami manfaat P2P lending sebagai solusi pendanaan untuk mengembangkan usaha.
"Masih banyak yang ragu atau salah paham soal mekanisme pendanaan, biaya, dan cara mengelola modal dengan efektif. Selain itu, bisnis UMKM juga bersifat dinamis dan kerap menghadapi tantangan fluktuasi ekonomi yang mempengaruhi daya beli serta cash flow bisnis, yang dapat meningkatkan potensi risiko kredit macet," ujarnya.
Berdasarkan data OJK per November 2024 terdapat 21 penyelenggara P2P lending yang memiliki kredit macet atu TWP90 di atas 5%, dan mayoritas adalah penyelenggara yang fokus pada pembiayaan produktif.
Sebagai pemain yang fokus pada pendanaan produktif, Modalku tergolong masih memiliki kredit yang terjaga. Berdasarkan laman resminya, TKB90 alias presentase pinjaman yang dilunasi tepat waktu dari Modalku berada di posisi 99,42%. Itu berarti TWP90 Modalku sebesar 0,58% dan berada di bawah ambang batas 5% sesuai ketetapan OJK.
"Kami selalu menerapkan prinsip kehati-hatian, prudent dalam menyalurkan pendanaan dengan manajemen risiko yang komprehensif," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel