Bank Indonesia Ungkap Uang dalam Dompet Masyarakat per Januari Naik Rp22 Triliun

Bisnis.com,24 Feb 2025, 13:32 WIB
Penulis: Annasa Rizki Kamalina
Pegawai menyortir uang rupiah di cash center atau pusat kas BNI di Jakarta, Selasa (4/2/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia melaporkan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas mencapai Rp9.232,8 triliun pada Januari 2025. Sebagai perbandingan, jumlah uang beredar ini berada di bawah aset Danantara yang diluncurkan Presiden Prabowo hari ini yang mencapai US$900 miliar aatau sekitar 14.000 triliun lebih. 

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso menyampaikana uang beredar dalam arti luas (M2) naik Rp22 trilun dari posisi Desember 2024. Jumlah ini tumbuh sebesar 5,9% year on year (YoY) serta lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,8%. 

"Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit [M1] sebesar 7,2% YoY dan uang kuasi sebesar 2,2%," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (24/2/2025). 

Untuk diketahui, M2 adalah uang beredar dalam arti luas yang mencakup uang kartal, uang giral, dan uang kuasi seperti tabungan, deposito, hingga valas.  

Secara perinci, perkembangan M2 pada Januari 2025 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih.

Penyaluran kredit pada Januari 2025 tumbuh sebesar 9,6% YoY relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 9,7%. Aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 2,4% YoY, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 0,8%. 

Sementara itu, tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (Pempus) terkontraksi sebesar 14,3% YoY, setelah pada bulan sebelumnya terkontraksi sebesar 17,5% YoY. 

Adapun, M1 terdiri dari uang kartal di luar bank umum dan BPR, giro rupiah, uang elektronik, dan tabungan rupiah ditarik sewaktu-waktu.

Sementara uang kuasi terdiri dari simpananan berjangka (rupiah & valas), tabungan lainnya dalam bentuk rupiah dan valas, serta giro valas. Secara keseluruhan, pertumbuhan tertinggi berada pada uang elektronik yang mencapai 15% YoY. 

Membandingkan dengan 2024, jumlah uang beredar ini konsisten mengalami kenaikan sejak Agustus 2024 yang senilai Rp8.973,7 triliun. 

Kemudian terus meningkat menyentuh Rp9.044,9 triliun pada September 2024 dan mencapai level tertingginya pada Januari 2025 ini. 

Sebagai informasi, M1 mencakup uang tunai yang beredar di masyarakat dan rekening giro, yang dianggap sebagai uang paling likuid. Sementara itu, M2 mencakup M1 ditambah instrumen lain seperti deposito berjangka, tabungan berjangka, dan rekening pasar uang.

M2 digunakan sebagai indikator likuiditas yang lebih luas dalam perekonomian dan dapat memengaruhi inflasi serta pertumbuhan ekonomi. 

Menurutnya BI, pertumbuhan M2 yang stabil menunjukkan bahwa ekonomi memiliki cukup likuiditas untuk mendukung aktivitas bisnis dan konsumsi. Sementara pertumbuhan M1 mencerminkan kecepatan peredaran uang tunai dalam ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini