Dikelola Danantara, Segini Aset dan Setoran Dividen 3 Bank BUMN (BBRI, BMRI, dan BBNI)

Bisnis.com,24 Feb 2025, 11:35 WIB
Penulis: Akbar Evandio & Reyhan Fernanda Fajarihza
Ilustrasi aset dan dividen bank/shutterstock

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) resmi diluncurkan oleh Presiden Prabowo Subianto pada hari ini, Senin (24/2/2025). Sebanyak 7 BUMN besar akan dikelola melalui lembaga ini.

Dalam acara yang berlangsung di Istana Merdeka ini, Prabowo menyatakan bahwa ketujuh BUMN ini akan menjadi katalisator utama bagi pengembangan Danantara, yang diharapkan dapat mengoptimalkan pengelolaan aset negara dan meningkatkan akuntabilitas keuangan.

Di antara ketujuh BUMN tersebut, terdapat 3 bank pelat merah, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI).

Selain tiga bank BUMN tersebut, terdapat PLN (Perusahaan Listrik Negara), Pertamina, Telekomunikasi Indonesia (Telkom), dan holding BUMN tambang Mineral Industri Indonesia (MIND ID).

Danantara disebut akan memiliki dana kelolaan hingga Rp14.715 triliun, sebagaimana disebutkan oleh Prabowo saat menyampaikan paparan secara daring dalam forum World Government Summit 2025 yang berlangsung di Dubai, UEA pada 13 Februari 2025.

“Kami tengah mempersiapkan peluncuran Danantara Indonesia, sovereign wealth fund terbaru kami, yang menurut evaluasi awal kami akan mengelola lebih dari US$900 miliar asset under management,” katanya.

Lebih lanjut, orang nomor satu di Indonesia itu pun mengungkapkan bahwa initial funding atau pendanaan awal Danantara diproyeksi mencapai US$20 miliar atau sekitar Rp326 triliun.

Melansir RUU BUMN, BPI Danantara bertugas untuk melakukan pengelolaan dividen BUMN. Berdasarkan data historis Kementerian BUMN, dividen BUMN yang disetor ke negara mencapai Rp50 triliun pada 2019, Rp41,9 triliun pada 2020, Rp29,5 triliun pada 2021, Rp39,7 triliun pada 2022, Rp81,2 triliun pada 2023, Rp85,84 triliun pada 2024, dan ditargetkan Rp90 triliun pada 2025.

Sementara, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat setoran dividen BUMN mayoritas berasal dari sektor perbankan, yaitu senilai Rp49,59 triliun untuk tahun buku 2023, naik 21,43% dibandingkan dengan tahun buku sebelumnya yang tercatat Rp40,84 triliun.

Berikut kontribusi dividen dari tiga bank BUMN yang berada di bawah Danantara pada tahun lalu beserta nilai asetnya:

Bank Rakyat Indonesia (BRI)

BRI tercatat menebar dividen kepada pemegang saham sebesar Rp48,1 triliun untuk tahun buku 2023. Pemerintah RI sebagai pemegang saham pengendali dengan porsi 53,18% juga menerima senilai Rp25,71 triliun dari dividen tersebut.

BRI membagikan dividen kepada negara senilai Rp6,7 triliun dalam bentuk dividen interim pada awal 2024. Adapun, sisa jumlah dividen tunai kepada negara Rp18,94 triliun disetor sebagai rekening kas umum negara.

Sementara, untuk kinerja 2024, BRI melaporkan laba bersih senilai Rp60,64 triliun, tumbuh 0,4% secara tahunan (year-on-year/YoY). Nilai ini menjadi raihan laba terbesar di industri perbankan RI. Pada periode yang sama, aset BBRI tercatat senilai Rp1.992,98 triliun tumbuh 1,4% YoY.

Terkait dengan rasio dividen untuk tahun buku 2024, Direktur Utama BRI Sunarso pun memastikan rasio pembagian dividen (dividend payout ratio) tidak kurang dari sebelumnya.

"Untuk dividend payout ratio tidak kurang dari tahun lalu, sekitar 80% hingga 85%," ujar Sunarso dalam paparan kinerja keuangan, Rabu (12/2/2025).

Bank Mandiri (BMRI)

Bank Mandiri memberikan dividen tunai senilai Rp33,03 triliun ke pemegang saham untuk tahun buku 2023. Negara, sebagai pemegang saham pengendali Bank Mandiri dengan porsi 52% akan mendapatkan dividen sebesar Rp17,17 triliun.

Tak hanya dividen, Bank Mandiri juga berkontribusi kepada penerimaan negara berupa pajak dan bukan pajak. Pada 2023, total setoran Bank Mandiri kepada negara berupa pajak, bea cukai serta penerimaan negara bukan pajak lainnya mencapai Rp665,29 triliun, meningkat 12,37% secara tahunan (year on year/yoy).

Pada 2024, bank dengan logo pita emas ini membukukan raihan laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp55,78 triliun, tumbuh 1,31% YoY Rp55,06 triliun pada 2023.

Sejalan dengan kinerja laba tersebut, aset Bank Mandiri turut terkerek naik sebesar 11,64% YoY, dari Rp2.174,22 triliun pada 2023 menjadi Rp2.427,22 triliun pada 2024. Dari nilai ini, BMRI menjadi bank dengan aset terbesar di Indonesia.

Pada paparan kinerja 2024, Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo menyebutkan bahwa pihaknya telah menjaga tingkat dividend payout ratio stabil pada level 60% dari laba selama lima tahun terakhir. “Hal ini sesuai dengan arahan dari Kementerian BUMN sebagai pemegang saham utama,” katanya, Rabu (5/2/2025).

Menurutnya, penentuan rasio pembayaran dividen ini mempertimbangkan pelbagai faktor demi menjaga kondisi permodalan yang sehat, rentabilitas yang optimal, serta mendukung pertumbuhan bisnis jangka panjang yang berkelanjutan.

Sigit menyatakan bahwa pihaknya berupaya mempertahankan kinerja Grup Bank Mandiri agar dapat terus meningkatkan nilai kepada pemangku kepentingan, tak terkecuali pemegang saham. “Kewenangan untuk menetapkan dividend payout ratio ini dimiliki oleh pemegang saham utama kami, yang diwakili oleh pemerintah melalui Kementerian BUMN,” tuturnya.

Bank Negara Indonesia (BNI)

BNI menebar 50% dari total laba bersih tahun buku 2023 atau senilai Rp10,45 triliun sebagai dividen tunai. Adapun, senilai Rp6,27 triliun mengalir ke kas negara dari BNI. Pemerintah sendiri menggenggam saham BBNI dengan porsi sebesar 60%.

Sepanjang tahun lalu BNI mencatatkan laba bersih konsolidasi senilai Rp21,5 triliun, naik 2,7% YoY dari Rp21,11 triliun. Pada periode yang sama, aset BBNI tercatat tumbuh 4,0% YoY dari Rp1.086,66 triliun menjadi Rp1.129,81 triliun.

BNI sebelumnya juga telah memberikan kisi-kisi pembagian dividen tahun buku 2024. Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyebut bahwa pihaknya berupaya meningkatkan dividend payout ratio di atas 50%, seiring dengan tingkat permodalan perseroan yang dinilai memadai.

“Kita nanti akan lihat kemampuan [modal] sampai 5 tahun ke depan. Saya rasa dengan kita naikkan dividen sedikit juga enggak akan ada isu,” katanya kepada wartawan di bilangan Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (15/1/2025).

Lebih lanjut, dia memperkirakan rasio pembagian dividen BNI tahun buku 2024 akan berada pada rentang 55% hingga 60%. Persentase ini lebih tinggi dibandingkan realisasi rasio dividen sebesar 50% dari total laba bersih tahun buku 2023, atau senilai Rp10,45 triliun.

Namun demikian, dia menggarisbawahi bahwa keputusan akhir terkait besaran dividen berada di meja Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). “Mungkin sekitar 55% sampai 60%. Kita lihat nanti kebutuhannya ke depan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini