Kredit UMKM Tumbuh Kian Cekak Awal Tahun, Segmen Mikro Merosot

Bisnis.com,24 Feb 2025, 19:55 WIB
Penulis: Reyhan Fernanda Fajarihza
Pengunjung melihat produk UMKM di Jakarta, belum lama ini. Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Penyaluran kredit perbankan terhadap UMKM belum menunjukkan tanda perbaikan pada awal tahun ini. Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa penyaluran kredit UMKM hanya bertumbuh sebesar 2,5% secara tahunan (year on year/YoY) pada Januari 2025.

Berdasarkan laporan Analisis Uang Beredar BI, jumlah kredit untuk segmen usaha wong cilik itu mencapai Rp1.390,8 triliun pada Januari 2025. Angka ini lebih rendah dibandingkan penyaluran per Desember 2024 yang sebesar Rp1.405 triliun.

“Penyaluran kredit kepada UMKM pada Januari 2025 tumbuh sebesar 2,5% YoY, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 3,0% YoY,” tulis BI dalam laporannya, Senin (24/2/2025).

Apabila diperinci, pembiayaan skala usaha mikro tercatat minus 0,1% dengan nilai Rp629,8 triliun pada bulan pertama tahun ini. Persentase ini lebih rendah dari pertumbuhan 0,8% YoY pada bulan sebelumnya.

Tren pelambatan juga terjadi pada skala usaha menengah, dari 1,9% pada Desember 2024 menjadi 1,1% pada Januari 2025. Total pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp305,6 triliun.

Sementara itu, kredit skala usaha kecil menunjukkan perbaikan dari laju pertumbuhan 7% pada Desember 2024 menjadi 7,2% pada Januari 2025. Nilai kredit yang disalurkan mencapai Rp455,3 triliun. 

Berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan kredit UMKM pada awal tahun ini dipengaruhi oleh kredit investasi yang tumbuh 7,8% YoY dan kredit modal kerja dengan laju pertumbuhan 0,5% YoY.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) buka suara perihal pertumbuhan kredit perbankan terhadap sektor UMKM yang hanya tumbuh 3,0% YoY senilai Rp1.405 triliun pada Desember 2024. Persentase itu menjadi yang terendah sepanjang tahun lalu.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar berpendapat bahwa dukungan sektor jasa keuangan terhadap UMKM mestinya tak hanya dilihat dari besaran pembiayaan oleh perbankan, melainkan juga produk dari lembaga jasa keuangan lainnya.

“Karena pada saat yang sama kami juga mencatat pertumbuhan besar sekali dari industri pinjaman daring, begitu juga produk yang relatif baru yaitu buy now pay later yang pertumbuhannya, baik di perbankan maupun di perusahaan pembiayaan, itu semua double digit,” katanya dalam konferensi pers Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) OJK di Jakarta, Selasa (11/2/2025).

Selain itu, dia juga menjelaskan adanya pembiayaan untuk perusahaan menengah-kecil melalui securities crowdfunding yang lazim dilakukan di sektor pasar modal.

“Di sisi lain, masyarakat dan khususnya konsumen dari masing-masing produk keuangan itu diberikan upaya pemahaman lebih baik dalam proses edukasi dan literasi keuangan, sehingga pemanfaatannya benar-benar dimaksudkan untuk kebutuhan yang dimiliki oleh UMKM,” tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini