Layanan Bullion Bank Diresmikan, Pegadaian Bidik Cadangan Emas 219 Ton pada 2030

Bisnis.com,27 Feb 2025, 07:51 WIB
Penulis: Akbar Maulana al Ishaqi
Karyawan menunjukan emas di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Senin (20/1/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Kegiatan usaha bulion atau bank emas resmi diluncurkan Presiden Prabowo hari ini, (26/0/2025). Salah satu lembaga jasa keuangan (LJK) yang sudah mengantongi izin menyelenggarakan kegiatan usaha bulion adalah PT Pegadaian (Persero).

Damar Latri Setiawan, Direktur Utama Pegadaian, mengatakan pihaknya menargetkan pertumbuhan cadangan emas yang disimpan Pegadaian mencapai 219 ton pada 2030, dari jumlah saat ini sekitar 100 ton.

"Lima tahun ke depan 219 ton. Potensi lima tahun tabungan emas [cadangan] kita segitu," kata Damar saat ditemui usai peluncuran usaha bulion, di Gade Tower, Jakarta, Rabu (26/2/2025).

Damar menjelaskan usai Pegadaian mengantongi izin kegiatan usaha bulion sejak 23 Desember 2024, pihaknya bergerak cepat dengan menargetkan pertumbuhan demosito emas hingga membiayai institusi yang membutuhkan layanan pembiayaan emas.

Berdiri lebih dari 100 tahun, Damar menegaskan kapabilitas Pegadaian mengelola emas. Terbukti, dari empat kegiatan usaha yang bisa dilakukan lembaga jasa keuangan penyelenggara kegiatan usaha bulion, Pegadaian jadi satu-satunya yang siap melakukan paket lengkap tersebut.

"Ada 4 produk, jujur saat ini hanya Pegadaian yang full bisa melakukan praktik emas tersebut karena kalau bank emas belum ada deposito tidak ada fungsinya. Di situ kita bisa pinjam emas, baru ada pembiayaan modal kerja. Kalau belum ada pembiayaan modal kerja, tidak ada fungsinya. Bagi Pegadiaan, ini tinggal melanjutkan, tentu kami lebih siap dan kami akan lebih gencar," pungkasnya.

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir memetakan potensi cadangan emas yang ada di Indonesia saat ini. Bersama Pegadaian, Bank Syariah Indonesia (BSI) adalah lembaga jasa keuangan yang sudah mengantongi izin kegiatan usaha bulion.

Erick merinci, Indonesia adalah negara dengan cadangan emas sebesar 2.600 ton dan menjadi negara nomor enam terbesar di dunia. Sayangnya bila dibedah, cadangan emas batangan di Indonesia saat ini hanya 201 ton, kalah dengan Singapura yang sudah mencapai 228 ton.

"Kalau kita gabungkan yang ada di Bank Sentral ada 80 ton, lalu di Pegadaian kurang lebih 100 ton yang sebagian ada tabungan, titipan dan lain-lain, lalu di BSI ada 17,5 ton, kurang lebih kita baru 201 ton, artinya masih tertinggal," kata Erick.

Erick berharap target 219 ton cadangan emas di Pegadaian tersebut juga bisa diikuti dengan BSI. Bila itu tercapai dan digabungkan dengan milik Pegadaian, Indonesia punya cadangan emas batangan sebesar 440 ton.

Menurutnya hal tersebut akan didorong oleh keberhasilan Indonesia menggenjot produksi emas menjadi 160 ton per tahun dari sebelumnya hanya 110 ton per tahun.

"Artinya ini kita bisa tingkatkan, meningkatkan cadangan emas di Indonesia. Dalam waktu 5 tahun, tadi paparan dari Pegadaian saja, bisa meningkat sampai 219 ton, belum di BSI. Kadang-kadang di BUMN mesti dipanas-panasin supaya bersaing. Dan BSI pun kalau 219 ton ini [digabung] sudah hampir 440 ton. Jadi ini sebuah peningkatan luar biasa. Dalam 5 tahun nanti Bapak [Prabowo] tagih juga ke mereka," tandas Erick.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini