Sederet Dampak Bank Emas ke Ekonomi RI menurut Bos BRI

Bisnis.com,27 Feb 2025, 06:45 WIB
Penulis: Reyhan Fernanda Fajarihza
Emas batangan di stan Advantage Gold di National Harbor, Maryland, Amerika Serikat. Bloomberg/Al Drago

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mengungkapkan dampak bergulirnya kegiatan usaha bulion alias bank emas terhadap perekonomian dalam negeri.

Seperti diketahui, Presiden Prabowo Subianto telah menahbiskan dua entitas sebagai bank emas pertama di Indonesia, yakni PT Pegadaian selaku anak usaha BRI serta PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) atau BSI.

Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan bahwa pembentukan kegiatan usaha bulion dilatarbelakangi oleh kebutuhan akan cadangan emas yang dapat dimasukkan dalam sistem perbankan dan menjadi bagian dari likuiditas pembangunan.

Dia membandingkan inisiatif ini dengan Paket Kebijakan Oktober 1988 (Pakto 88) pada era Orde Baru. Pemerintahan saat itu disebutnya hendak mempermudah pendirian bank sebagai sumber pendapatan baru bagi negara.

“Maka kali ini, kita masih banyak melihat potensi emas, baik yang ada dalam bentuk cadangan di alam maupun emas yang sudah diproduksi. Istilahnya yang disimpan di bawah bantal dan ini belum secara optimal kita monetisasi menjadi likuiditas pembangunan,” katanya dalam konferensi pers peluncuran bank emas di The Gade Tower, Jakarta Pusat, Rabu (26/2/2025).

Dengan adanya bank emas, Sunarso menilai bahwa laju pembangunan ekonomi Tanah Air dapat terus dipacu. Lebih lagi, dia menyebut bahwa Indonesia menempati posisi ke-6 negara dengan cadangan emas terbesar di dunia, yakni berkisar 2.600 ton.

Namun, produksi emas baru dapat dimaksimalkan pada angka 110 ton. Kemunculan bank emas diharapkan dapat menjadi pemicu peningkatan nilai tambah emas dalam negeri. 

Menurut Sunarso, salah satu skenarionya ialah dengan tak lagi melakukan ekspor dalam bentuk emas mentah, melainkan berupa produk-produk turunan emas yang bernilai lebih. Impor emas pun dapat diturunkan seiring dengan pemenuhan kebutuhan dalam negeri.

“Itu yang diperkirakan akan mampu menyerap tambahan 1,8 juta tenaga kerja baru, kemudian akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari sisi nominal sekitar Rp245 triliun menyumbang kepada GDP [Gross Domestic Product],” terangnya.

Selain itu, dirinya juga menilai bahwa bank emas dapat menyerap tambahan investasi, tak terkecuali untuk BRI.

Sebagai induk usaha Pegadaian dan salah satu pemegang saham BSI, Sunarso menggarisbawahi pentingnya keberadaan bullion bank bagi pertumbuhan bank yang dipimpinnya.

“Arti bullion services bagi BRI sangat penting, karena ini akan menjadi sumber pertumbuhan baru. Signifikan tida?  Signifikan,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini