Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat premi asuransi kendaraan masih menunjukkan pertumbuhan pada 2024 lalu meski pasar otomotif sedang lesu.
Ogi Prastomiyono, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK, mengatakan pertumbuhan premi asuransi kendaraan pada 2025 ini juga diprediksi akan tetap tumbuh meskipun di awal tahun terjadi penurunan penjualan kendaraan.
"Premi asuransi kendaraan pada akhir tahun 2024 tumbuh 3,33% YoY, meskipun di awal tahun penjualan mobil melambat, asuransi kendaraan diproyeksikan tetap tumbuh hingga akhir tahun 2025," kata Ogi dalam jawaban tertulis, Jumat (28/2/2025).
Tahun lalu, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat total penjualan mobil secara wholesales sepanjang 2024 sebesar 865.723 unit, kontraksi 13,9% YoY dibanding periode yang sama pada 2023 sebanyak 1.005.802 unit.
Sementara itu, penjualan ritel juga turun 10,9% YoY menjadi 889.680 unit pada periode 12 bulan 2024, dibandingkan 998.059 unit pada periode yang sama 2023.
Penjualan mobil juga tercatat melambat pada awal tahun. Berdasarkan data Gaikindo, total penjualan mobil secara wholesales tercatat sebesar 61.843 unit atau turun 11,3% YoY per Januari 2025, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 69.758 unit.
Sementara itu, penjualan ritel juga turun 18,6% YoY menjadi 63.858 unit pada Januari 2025, dibandingkan 78.437 unit pada periode yang sama 2024.
Sebelumnya, Head of PR Marcomm dan Event PT Asuransi Astra Buana Laurentius Iwan Pranoto menjelaskan di dalam ekosistem pasar otomotif terdapat turunan industri lainnya seperti pihak dealer, perusahaan pembiayaan atau leasing dan industri asuransi yang menjual produk asuransi kendaraan. Dengan begitu, menurutnya kondisi pasar otomotif akan berdampak pada asuransi kendaraan.
"Industri otomotif jika melemah maka yang terdampak pertama adalah dealer, lalu leasing, bisa dicek dulu, setahu saya penjualan mobil 70% masih kredit, dan dampak berikutnya adalah asuransi," kata Iwan kepada Bisnis, Jumat (14/2/2025).
Menurut Iwan, biasanya pembelian asuransi ini sudah bundling dengan kredit kendaraan. Sementara bagi mereka yang membeli secara cash, mereka dapat memilih untuk membeli produk asuransi untuk kendaraan mereka, yang kata Iwan hal ini tergantung dari literasi dan inklusi asuansi. "Jadi, jika hulunya [industri otomotif] terdampak, maka hilirnya [termasuk asuransi] juga kena," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel