Kinerja Keuangan 3 BUMN di Bawah Kemenkeu (LPEI, SMI, dan SMF) sepanjang 2024

Bisnis.com,28 Feb 2025, 14:38 WIB
Penulis: Akbar Maulana al Ishaqi
Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan. / dok. Sekretariat Kabinet-Humas Kemenkeu

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Keuangan memiliki special mission vehicle (SMV) dalam bentuk perusahaan milik negara yang berada di bawah pengawasan Kementerian Keuangan. Tiga di antaranya adalah PT Sarana Multigriya Financial (Persero), PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).

Ketiga SMV ini memiliki tugas dan peran masing-masing. PT SMF merupakan SMV yang dibentuk untuk meminimalisir beban fiskal pemerintah dalam pembangunan sektor perumahan melalui perannya sebagai liquidity provider bagi lembaga keuangan penyalur pembiayaan perumahan.

Sementara itu, PT SMI memiliki fungsi katalis percepatan pembangunan nasional melalui pembiayaan proyek infrastruktur. Sedangkan LPEI atau Eximbank diberikan mandat untuk mendorong pertumbuhan ekspor nasional dan membantu eksportir dalam mengembangkan kapasitas usahanya.

Berikut adalah kinerja keuangan masing-masing perusahaan negara di bawah Kementerian Keuangan tersebut:

Pertama untuk LPEI, Eximbank ini per Desember 2024 mencatatkan penurunan aset secara tahunan atau year on year. Aset LPEI turun 4,4% yoy dari Rp51,39 triliun menjadi Rp49,11 triliun. Sementara itu ekuitas LPEI tumbuh 59,7% yoy dari Rp8,76 triliun menjadi Rp13,99 triliun.

Dari sisi pendapatan, tercatat pendapatan bunga dan usaha syariah neto turun 21,2% yoy dari Rp923,20 miliar menjadi Rp727,16 miliar. Penurunan juga terjadi pada pendapatan operasional lainnya sebesar 2,34% yoy dari Rp259,08 miliar menjadi Rp253,01 miliar.

Sampai dengan Desember 2024, LPEI mencatatkan laba tahun berjalan Rp232,52 miliar. Kinerja ini berbalik dari kerugian yang dialami LPEI per akhir 2023 senilai Rp18,11 triliun.

Apabila LPEI mencatatkan penurunan nilai aset, PT SMI per Desember 2024 mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 3,7% yoy dari Rp115,76 triliun menjadi Rp120,07 triliun. Peningkatan itu diikuti dengan kenaikan ekuitas sebesar 3,7% yoy dari Rp42,26 triliun menjadi Rp43,81 triliun.

Dari sisi pendapatan, PT SMI berhasil mencatat pendapatan usaha sebesar Rp7,98 triliun, tumbuh 4,8% yoy dibanding Rp7,61 triliun pada periode yang sama di 2023. Sementara itu laba usaha juga tumbuh 2,7% yoy dari Rp2,47 triliun menjadi Rp2,53 triliun per Desember 2024.

Sampai dengan Desember 2024, PT SMI mencatatkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp2,23 triliun. Angka itu tumbuh 7,3% yoy dibanding laba tahun berjalan pada periode yang sama pada 2023 sebesar Rp2,08 triliun.

Kinerja pertumbuhan positif juga ditunjukkan PT SMF. Sampai akhir 2024, PT SMF mencatatkan pertumbuhan aset 27,2% yoy dari Rp45,71 triliun menjadi Rp58,14 triliun. Pertumbuhan itu diikuti pertumbuhan ekuitas 13% yoy menjadi Rp20,6 triliun dibanding Rp18,23 triliun pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Sementara itu, total pendapatan PT SMF sampai Desember 2024 tercatat sebesar Rp2,87 triliun, tumbuh 37,52% yoy dibanding Rp2,09 triliun.

Pertumbuhan total pendapatan tersebut diikuti dengan kenaikan laba bersih menjadi Rp539,83 miliar, tumbuh 16% yoy dibanding laba bersih per Desember 2023 yang tercatat sebesar Rp465,62 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini