Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, (BBRI) terpantau menguat pada penutupan perdagangan sesi pertama hari ini, Kamis (6/3/2025) di tengah kabar besaran pembagian dividen perseroan.
Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), saham BBRI terpantau menguat 3,13% ke level Rp3.960. BBRI terpantau bergerak pada rentang Rp3.870 hingga Rp3.980 sepanjang sesi perdagangan pertama.
Volume saham yang diperdagangkan hari ini tercatat sebanyak 213,5 juta dengan nilai sebesar Rp841,3 miliar dan frekuensi perdagangan sebanyak 29.630 kali. Adapun, selama sepekan ke belakang, saham BBRI tercatat masih menurun 0,25%.
Sementara itu, IHSG menguat 1,64% ke level 6.638,72 hingga sesi pertama perdagangan hari ini setelah dibuka pada level 6.577,86. IHSG sempat menyentuh level tertinggi 6.667,89 pada hari ini dengan level terendah 6.573.80.
Terkait dengan rekomendasi saham BBRI, JP Morgan baru saja merevisi naik peringkat rekomendasi. Berdasarkan Bloomberg pada Selasa (4/3/2025), JP Morgan menaikkan peringkat saham BBRI menjadi overweight pada 2 Maret 2025 dengan target harga Rp4.200 per saham.
JP Morgan sempat merevisi turun peringkat saham BBRI menjadi netral dengan target harga Rp4.200 pada 18 Februari 2025.
Sebelumnya, manajemen BBRI menyebut bakal membagikan dividen dengan besaran minimal 85% dari laba bersih Rp60,15 triliun sepanjang 2024 lalu.
Hal ini termaktub dalam bahan mata acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BRI yang akan diselenggarakan pada Senin (24/3/2025) mendatang.
“Perseroan bermaksud membagikan dividen dengan payout ratio sekurang-kurangnya sebesar 85% termasuk dividen interim yang telah dibayarkan, dengan mempertimbangkan kinerja perseroan yang baik dan kondisi permodalan yang kuat,” tulis manajemen BRI dalam dokumen tersebut.
Manajemen BBRI lantas menjelaskan bahwa perseroan telah membagikan dividen interim sebesar Rp135 per saham atau sebesar Rp20,33 Triliun pada 15 Januari 2025 lalu.
Jumlah itu akan diperhitungkan sebagai bagian dari dividen BRI tahun buku 2024. Sementara itu, sisa laba bersih tahun buku 2024 akan diusulkan untuk digunakan sebagai saldo laba ditahan perseroan.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel