Dedi Mulyadi Minta Dirut Bank BJB Harus Independen: Tidak Boleh Ada Lobi-Lobi Politik

Bisnis.com,06 Mar 2025, 13:56 WIB
Penulis: Wisnu Wage Pamungkas
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menegaskan calon dirut Bank BJB harus memiliki sifat independen/Bisnis-Wisnu Wage Pamungkas

Bisnis.com, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi memastikan akan mencari sosok bankir profesional untuk duduk sebagai Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. atau BJB.

Dedi Mulyadi mengatakan usai Yuddy Renaldi mundur sebagai Direktur Utama BJB pihaknya akan mencari kandidat yang profesional dengan skema pemilihan yang independen. Menurutnya sosok yang terpilih harus bersih dan tidak terafiliasi serta tidak melakukan kasak kusuk agar terpilih.

"Yang pertama saya ingin mengedepankan independensi yang namanya bank itu harus independen. Saya sampaikan bahwa tidak boleh ada langkah-langkah politik, intervensi-intervensi politik, lobi-lobi politik untuk kepentingan pemilihan Dirut Bank Jabar," kata Dedi, Kamis (6/3/2025).         

Dedi akan menyerahkan pada otoritas untuk melakukan seleksi langsung kandidat direktur utama.  "Untuk itu saya memberikan kewenangan penuh pada lembaga yang memiliki otoritas melakukan seleksi terhadap calon Dirut Bank Jabar. Dirut-nya bisa berasal dari mana saja. Yang penting memiliki beberapa kualifikasi," ungkapnya.

Ada lima klasifikasi calon direktur utama yang dia inginkan yakni harus bisa melakukan restrukturisasi jabatan di BJB, sehingga bank daerah ini menjadi lembaga yang ramping.  

Kemudian yang kedua, sosok yang menjadi dirut harus berani melakukan strukurisasi sumber daya manusia di BJB yang kental dengan nuansa pegawai titipan. 

"Pegawainya jangan numpuk seperti hari ini. Ini adalah bagian apalagi pegawai-pegawai yang mohon maaf tanda kutip katanya karena anak pejabat jadi pegawai BJB. Enggak boleh lagi  BJB itu bukan sekretariat daerah," tuturnya. 

Dirut baru nantinya harus bisa menurunkan biaya operasional yang terlalu tinggi seiring dengan efisiensi anggaran yang kini tengah dilakukan pemerintah provinsi berdasarkan arahan presiden. 

"Biaya operasional tinggi, sekarang cenderung inefisien. Sehingga dalam bahasa saya, biaya operasionalnya minimal 45 sampai 50 persen dari total regulasi yang ada di BJB," jelasnya. 

Keempat, pemegang saham pengendali ini meminta, dirut baru bisa merampingkan kantor-kantor cabang BJB yang terlalu banyak. Selanjutnya, nahkoda baru BJB harus bisa menurunkan suku bunga kredit bank tersebut, mengingat selama ini banyak debitur mengeluhkan. “Kalau tidak memiliki kesanggupan, ya jangan," tegasnya.

Dedi menjamin pihaknya juga tidak akan menempatkan tim sukses atau orang dekat di BJB. “Jadi anda bisa lihat, saya selama memimpin, ada gak saya orang kanan, kiri, samping, kiri saya lobby sana? Lobby sini? Gak ada. Andai kata pun ada, Itu bukan dari saya, silahkan laporkan siapa namanya umumkan di media sosial,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Ridwan
Terkini