Bisnis.com, JAKARTA - Kredit perbankan masih menjadi pilihan utama korporasi dalam memperoleh pendanaan untuk kegiatan perusahaan.
Dalam Buku Kajian Stabilitas Keuangan 44 yang dirilis Bank Indonesia (BI) pada Kamis (6/3/2025), terjaganya permintaan kredit didukung oleh tetap tingginya preferensi korporasi pada pembiayaan bank dan perlambatan pertumbuhan dana internal korporasi.
"Perbankan masih menjadi sumber utama pembiayaan eksternal korporasi, didukung ekspektasi suku bunga kredit yang lebih rendah serta proses pengajuan kredit yang tidak sekompleks pembiayaan nonkredit, seperti penerbitan surat berharga dan saham," jelas laporan tersebut.
Kontribusi kredit perbankan terhadap total pembiayaan eksternal korporasi mencapai 55%, dengan pertumbuhan yang meningkat di tengah kontribusi pembiayaan nonkredit yang stabil.
Sementara itu, pertumbuhan dana internal korporasi relatif melambat, tercermin dari pertumbuhan laba ditahan pada triwulan III/2024 sebesar 6,80%, lebih rendah dibandingkan dengan 2023. Kondisi tersebut berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan kredit korporasi dari perbankan yang mencapai 15,32% pada triwulan III/2024.
Laporan tersebut memaparkan, permintaan kredit korporasi terjaga didukung perbaikan kinerja penjualan dan pertumbuhan investasi. Penjualan korporasi tumbuh positif sebesar 0,55% pada triwulan III/2024, meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mengalami kontraksi.
Perbaikan kinerja penjualan terutama dikontribusikan oleh sektor pertanian, industri pengolahan, LGA, perdagangan, dan jasa sosial, sejalan dengan masih tingginya konsumsi domestik. Perbaikan kinerja penjualan mendukung terjaganya profitabilitas korporasi dengan ROE tercatat sebesar 9,86% pada triwulan III/2024, relatif stabil sejak 2023.
Sejalan dengan membaiknya kinerja korporasi, permintaan terhadap pembiayaan produktif berupa kredit modal kerja (KMK) dan kredit investasi (KI) pun menguat. Permintaan KMK dan KI korporasi tumbuh tinggi sejalan dengan upaya korporasi untuk memenuhi kebutuhan operasional dan ekspansi bisnis.
"Pada segmen korporasi, kredit KMK dan KI masing-masing tumbuh sebesar 15,69% dan 15,48% pada 2024, meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya," jelasnya.
Meski demikian, laporan itu menekankan perlunya mewaspadai sejumlah tantangan yang dapat memengaruhi kinerja korporasi dan permintaan pembiayaan ke depan, antara lain ketidakpastian global yang masih tinggi, berlanjutnya ketegangan geopolitik, serta pelemahan daya beli rumah tangga, khususnya kelas menengah ke bawah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel