Ekonom Ramal Cadangan Devisa RI Tetap Aman sepanjang 2025

Bisnis.com,07 Mar 2025, 14:13 WIB
Penulis: Lorenzo Anugrah Mahardhika
Ilustrasi cadangan devisa Indonesia dalam mata uang dolar AS. / Bisnis-Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Cadangan devisa Indonesia diyakini akan tetap berada di level yang aman sepanjang 2025 meski menunjukkan penurunan pada Februari 2025.

Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Josua Pardede menjelaskan bahwa meskipun mencatatkan penurunan pada Februari 2025, tingkat cadangan devisa (cadev) RI masih terbilang cukup tinggi. Dia pun optimistis posisi cadangan devisa akan tetap berada pada level yang aman dan mencukupi hingga akhir 2025 untuk pembayaran impor dan utang luar negeri pemerintah.

"Posisi cadev tetap akan berada dalam level yang masih aman, masih di atas benchmarking untuk pembayaran impor dan juga utang luar negerinya pemerintah," ujarnya sesuai Paparan Publik Bank Permata 2025 di Jakarta pada Jumat (7/3/2025).

Josua mengatakan, potensi kenaikan cadangan devisa RI ke depannya salah satunya akan bergantung pada aliran modal asing yang masuk di pasar keuangan dan kemungkinan penerbitan global bond oleh pemerintah. 

Selain itu, dia juga melihat bank sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) masih memiliki ruang untuk memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada tahun ini. Hal tersebut juga dibarengi dengan kabar bank sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) yang baru saja memangkas suku bunga acuannya.

"Kalau sekiranya itu bisa memberikan sentimen positif pada emerging country, seharusnya aliran dana asing tahun ini masih tetap terjaga. Sehingga harapannya dapat mempertahankan untuk level cadevnya" kata Josua.

Adapun, dia menyebut penyebab turunnya cadangan devisa pada Februari 2025 adalah terjadinya aliran modal asing yang keluar (capital outflow), khususnya di pasar saham, yang mencapai sekitar US$1,1 miliar.

"Kalau di bulan Februari itu kan terjadi outflow ya, khususnya di pasar saham kalau saya enggak salah itu kan terjadi outflow US$1,1 billion dan kalau kita lihat juga kan terjadi pelemahan rupiah yang cukup signifikan ya," ujarnya kepada awak media, Jumat, 7 Maret.

Oleh karena itu, Josua menyampaikan sehingga langkah-langkah stabilisasi dari Bank Indonesia diperlukan sehingga turut mempengaruhi kinerja dan level cadangan devisa pada Februari. 

Sebelumnya, Bank Indonesia melaporkan cadangan devisa Februari 2025 mengalami penurunan menjadi US$154,5 miliar dari Januari 2025 yang mencapai all time high di level US$156,1 miliar, sejalan dengan langkah BI menstabilkan rupiah.  

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso menyampaikan intervensi tersebut sebagai respons bank sentral dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi.  

“Perkembangan tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (7/3/2025).  

Meski menurun, Denny menekankan bahwa Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Wibi Pangestu Pratama
Terkini