Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Jasa Indonesia atau Jasindo mencatatkan pertumbuhan positif dalam kinerja investasinya sepanjang 2024. Berdasarkan laporan keuangan per Desember 2024, hasil investasi Jasindo mencapai Rp256 miliar, meningkat 13,27% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan Rp226 miliar pada Desember 2023.
Direktur Pengembangan Bisnis Jasindo Diwe Novara mengungkapkan bahwa pertumbuhan tersebut sejalan dengan efektivitas penerapan strategi liability driven investment (LDI), yang telah membantu perusahaan mengoptimalkan imbal hasil investasi sekaligus memitigasi tingkat risiko dengan baik.
“Pertumbuhan tersebut sejalan dengan efektifnya penerapan strategi LDI, sehingga imbal hasil investasi menjadi semakin optimal dan tingkat risiko yang termitigasi dengan baik,” kata Diwe kepada Bisnis, Kamis (6/3/2025).
Diwe menyebut bahwa volatilitas investasi diperkirakan masih tinggi pada 2025, seiring dengan dinamika ekonomi dan politik, baik di dalam negeri maupun secara global. Untuk itu, Jasindo akan terus mempertahankan strategi LDI sebagai pendekatan utama dalam pengelolaan investasinya.
Menurutnya startegi tersebut telah terbukti efektif dalam beberapa tahun terakhir dalam mengoptimalkan hasil investasi dan memitigasi tingkat risiko.
“Strategi LDI tersebut juga efektif dalam menghadapi berbagai kondisi dan volatilitas pasar yang diproyeksikan akan terjadi di tahun 2025. Di sisi lain, strategi LDI tersebut juga dapat memitigasi risiko likuiditas yang berpotensi muncul atas liabilitas perusahaan di masa yang akan datang,” katanya.
Per Desember 2024, total investasi Jasindo mencapai Rp2,82 triliun, dengan komposisi terbesar pada surat berharga negara (SBN) sebesar Rp1,47 triliun. Selain itu, dana perusahaan juga ditempatkan dalam beberapa instrumen lainnya, antara lain deposito berjangka sebesar Rp514 miliar, penyertaan langsung Rp433 miliar, obligasi korporasi Rp201 miliar, efek beragun aset Rp106 miliar, medium-term notes (MTN) Rp100 miliar, dan saham Rp1,51 miliar.
Secara lebih luas, kinerja industri asuransi umum memang menunjukkan tren pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan asuransi jiwa sepanjang 2024. Data menunjukkan bahwa hasil investasi industri asuransi umum meningkat 19,8% (YoY) menjadi Rp7,43 triliun. Sebaliknya, industri asuransi jiwa justru mengalami kontraksi tajam sebesar 24,8% (YoY), dengan hasil investasi yang turun menjadi Rp23,91 triliun.
Total investasi di industri asuransi umum pun meningkat 5,9% (YoY) menjadi Rp120,67 triliun, sementara total investasi di industri asuransi jiwa hanya tumbuh tipis 0,2% (YoY) menjadi Rp541,40 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel