Generali Indonesia Catat Penurunan Klaim Surrender pada 2024, Ini Penyebabnya

Bisnis.com,14 Mar 2025, 22:30 WIB
Penulis: Akbar Maulana al Ishaqi
Pegawai beraktivitas di kantor cabang Generali Indonesia, Jakarta, Selasa (5/3/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan asuransi jiwa, PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia mencatatkan penurunan klaim surrender pada periode 2024. Klaim surrender adalah nilai polis yang diterima peserta karena mengakhiri masa kontrak. Artinya, semakin sedikit nasabah asuransi Generali Indonesia yang mengakhiri polis sebelum habis masa kontrak.

Head of Corporate Communications Generali Indonesia, Windra Krismansyah, mengatakan penurunan klaim surrender tersebut menjadi bukti bahwa semakin banyak masyarakat yang sudah terliterasi akan pentingnya proteksi asuransi.

"Terkait dengan klaim surrender, di Generali Indonesia sendiri pada tahun 2024 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, termasuk klaim surrender pada produk unit-linked. Hal ini membuktikan bahwa nasabah sudah lebih memahami tentang pentingnya proteksi asuransi jiwa dan kesehatan sehingga memastikan polis mereka tetap aktif," kata Windra kepada Bisnis, Jumat (14/3/2025).

Adapun secara industri, total klaim surrender asuransi jiwa sepanjang 2024 sebesar Rp77,15 triliun. Angka tersebut turun 13,3% year on year (YoY) dibandingkan Rp88,97 triliun pada periode 2023.

Klaim surrender asuransi jiwa sepanjang 2024 didominasi oleh asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) atau unit-linked. Meski banyak peserta unit-linked yang mengakhiri masa kontraknya sepanjang 2024, Generali Indonesia tetap optimis produk ini tetap diminati.

"Kami melihat setiap produk, baik tradisional maupun unit-linked, masih berpotensi untuk terus tumbuh, karena kami melihat pangsa pasar Indonesia sangat luas dan setiap jenis produk memiliki segmen nasabahnya masing-masing yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan finansialnya," terangnya.

Di setiap segmennya, lanjut Windra, nasabah memiliki kebutuhan dan prioritas proteksi yang berbeda satu sama lain, dan hal itu sangat berkaitan dengan rangkaian produk asuransi yang dibutuhkan.

"Di Generali Indonesia, kami memberikan keleluasaan kepada nasabah untuk memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan, baik produk unit-linked maupun tradisional. Melalui strategi multi-channel dan multi-product, kami berharap bisa mengakomodasi kebutuhan proteksi masyarakat yang saat ini sedang meningkat," tandasnya.

Adapun banyaknya klaim surrender asuransi jiwa yang didominasi unit-linked sepanjang 2024 lalu selaras dengan lesunya pasar saham di Indonesia. Pasalnya, sekitar 60% portofolio investasi unit-linked asuransi jiwa ditempatkan di saham.

Menghadapi tantangan tersebut, Windra menjelaskan bahwa imbal hasil dan penempatan dana unit-linked masing-masing nasabah sangat bervariatif sesuai dengan profil risiko setiap nasabah dan kondisi pasar.

"Sedangkan untuk memaksimalkan return investasi pada unit-linked dari tahun ke tahun, alokasi dan pengelolaan portofolio di Generali Indonesia mematuhi prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan juga memiliki proses pengawasan, baik dari komite investasi, regional, maupun secara grup," ujarnya.

Selain itu, dia melanjutkan, pengelolaan alokasi investasi juga menerapkan berbagai strategi dengan mempertimbangkan berbagai aspek, baik untuk strategi jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang.

"Dalam menerapkan strateginya, Generali Indonesia mengatur pemilihan portofolio secara seimbang, melalui kepemilikan pada berbagai instrumen investasi," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini