Bisnis.com, JAKARTA – Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) mengimbau agar bank-bank besar di Indonesia dapat berbagi siasat mengatasi serangan siber ke bank yang lebih kecil.
Ketua Umum Perbanas Kartika Wirjoatmodjo menyebut imbauan ini merupakan bagian dari upaya untuk memperkuat protokol penanganan insiden siber yang menimpa perbankan Tanah Air.
“Ini yang penting karena di bank-bank besar yang sudah terbiasa dengan insiden siber, seperti di Bank Mandiri, BRI, BCA, ini kita minta untuk share [protokol penanganan],” katanya dalam rapat bersama Komisi XI DPR RI Jakarta, dikutip Jumat (14/3/2025).
Sosok yang akrab disapa Tiko itu berharap bank kelas menengah hingga kecil dapat lebih teredukasi dan lebih antisipatif apabila sewaktu-waktu terjadi serangan siber dengan mendapatkan pengalaman bank besar.
Tiko mencontohkan serangan ransomware yang diduga terjadi pada sejumlah bank beberapa waktu lalu. Bank dapat saling berbagi mengenai langkah pemulihan manakala serangan perangkat lunak yang lazimnya menyasar data vital perusahaan itu terjadi.
Dia juga menggarisbawahi pentingnya keamanan dari aplikasi perbankan alias mobile banking. Tak hanya unggul dari segi reliabilitas, bank diminta untuk meningkatkan aspek keamanan yang ada.
“Jadi ini semua kita lakukan dengan harapan bahwa secara industri, kita semua di perbankan bisa melindungi nasabah dari ancaman fraud atau social engineering, juga melindungi dari sisi cyber security,” pungkasnya.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mengungkap modus baru kejahatan siber yang menggunakan teknologi fake base transceiver station (BTS) untuk menyebarkan SMS palsu mengatasnamakan bank.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari Dewi menjelaskan bahwa pesan-pesan ini bukan berasal dari bank, melainkan dikirim oleh pelaku kejahatan dengan memanfaatkan teknologi penyamaran alias masking.
“Jadi, itu sebenarnya bukan SMS dari bank yang dibelokkan, tetapi itu benar-benar fraudster yang menggunakan BTS palsu dan menyebarkan kepada masyarakat. Nah, ini memang bahaya sekali,” kata perempuan yang akrab disapa Kiki di Jakarta, Selasa (11/3/2025).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel