Bank Mega Syariah Bicara soal Rencana Melantai di Bursa

Bisnis.com,16 Mar 2025, 10:05 WIB
Penulis: Lorenzo Anugrah Mahardhika
Karyawati menghitung uang di kantor cabang Bank Mega Syariah di Jakarta. Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Bank syariah yang dimiliki oleh konglomerat Chairul Tanjung, Bank Mega Syariah, angkat bicara terkait kemungkinan perusahaan melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) pada 2026 mendatang.

Direktur Bisnis Bank Mega Syariah Rasmoro Pramono Aji mengatakan rencana IPO tersebut masih terus dikaji oleh perusahaan.

"Kita sampai hari ini belum ada perubahan dalam hal itu [rencana IPO]," katanya saat ditanya terkait kemungkinan IPO pada 2026 di Jakarta, dikutip Minggu (16/3/2025).

Pria yang akrab disapa Oney itu menuturkan, Bank Mega Syariah saat ini tengah memperkuat ekuitas sebelum nantinya resmi listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dia memaparkan, ekuitas tersebut dibangun dari laba atau profit yang didapat perusahaan setiap bulannya. Dia pun berharap pertumbuhan kinerja perusahaan yang positif dapat terus berlanjut hingga 2026.

"Jadi, yang kita bangun adalah bagaimana membuat investment story-nya mesti pas. Insya Allah dari laba yang kita tahan, akan memperkuat kita punya komposisi equity kita. Kalau equity-nya sudah cukup kuat, ya pasti harus lewat IPO untuk memperkuat modal," jelas Oney.

Oney melanjutkan, pada rencana IPO tersebut, Bank Mega Syariah belum memiliki niat untuk konsolidasi dengan bank-bank syariah lainnya. Dia menyebut, permodalan perusahaan masih cukup kuat karena disokong oleh ekosistem CT Corp.

Adapun, Bank Mega Syariah berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp253,19 miliar sepanjang 2024. Direktur Utama Bank Mega Syariah Yuwono Waluyo menuturkan perusahaan mencatatkan kinerja yang solid sepanjang 2024. 

Sejumlah pos keuangan utama mencatatkan pertumbuhan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dari sisi profitabilitas, Bank Mega Syariah membukukan laba sebelum pajak penghasilan sebesar Rp323,22 miliar pada 2024, meningkat 5,92% dari Rp305,16 miliar pada 2023. Peningkatan ini sejalan dengan pertumbuhan laba usaha yang tercatat sebesar 4,33%. 

Seiring dengan hal tersebut, laba bersih perusahaan pada 2024 mencapai Rp253,19 miliar, naik sebesar 6,06% dibandingkan 2023 yang sebesar Rp238,72 miliar. 

Dia memaparkan, pembiayaan yang disalurkan Bank Mega Syariah tumbuh 10,45% yoy, menjadi Rp7,72 triliun pada 2024. Pertumbuhan pembiayaan didukung oleh perluasan portofolio pada segmen komersial dan konsumer, termasuk produk Syariah Card yang mendapatkan respons positif dari pasar. 

Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) juga mengalami pertumbuhan yang stabil, mencapai Rp9,96 triliun atau meningkat 2,82% YoY. Yuwono menuturkan peningkatan terbesar DPK terjadi pada portofolio giro yang tumbuh sebesar 47,79%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini