Bisnis.com, JAKARTA — PT Zurich General Takaful Indonesia (Zurich Syariah) mengkaji potensi pengembangan produk asuransi kesehatan kumpulan atau employee benefit untuk memperluas layanan bagi nasabah.
Presiden Direktur Zurich Syariah Hilman Simanjuntak mengungkapkan pihaknya masih dalam tahap assessment guna memastikan kesiapan perusahaan dan relevansi produk dengan kebutuhan pasar.
“Memang untuk asuransi syariah belum banyak yang punya produk asuransi kumpulan atau employee benefit. Zurich Syariah apakah itu, kami berminat ke sana, tapi tentunya balik lagi kami melihat apakah itu jadi salah satu produk yang memang dibutuhkan oleh customer kami,” kata Hilman di Jakarta pada Senin (17/3/2025).
Menurutnya, Zurich Syariah ingin menghadirkan produk yang lengkap, tetapi tetap mempertimbangkan kesiapan perusahaan dalam mendukung layanan tersebut. Dia juga menegaskan bahwa kesiapan dalam proses pelayanan klaim serta sistem operasional menjadi faktor utama sebelum produk ini diluncurkan.
Saat ini, perusahaan masih fokus pada asuransi kesehatan mikro atau supplemental dengan premi terjangkau. Produk yang ditawarkan mencakup perlindungan terhadap penyakit seperti demam berdarah hingga tipes, dengan manfaat bersifat santunan.
“Asuransi kesehatan di kami prinsipnya masih untuk meningkatkan literasi dan inklusi. Jadi produk asuransi kesehatan kita lebih ke asuransi kesehatan mikro atau supplemental. Yang preminya murah, seperti demam berdarah, tipes, atau ada juga produk yang kami cover beberapa penyakit sekaligus. Jadi preminya murah dan sifatnya santunan,” tambah Hilman.
Mengenai tantangan klaim kesehatan industri, dia menyebut bahwa banyak perusahaan asuransi saat ini tengah melakukan evaluasi terkait pengembangan produk kesehatan, terutama dalam menjaga keseimbangan antara harga (pricing) dan rasio klaim (loss ratio).
“Tentunya itu kami harus melihat keseimbangannya antara pricing dengan loss ratio-nya. Itu yang harus dijaga. Karena apalagi bagaimanapun yang namanya produk asuransi itu kan tentunya harus memberikan benefit ke customer. Tapi juga sebagai perusahaan asuransi supaya bisa sustainable, supaya bisa tetap berjalan, ya tentunya harus punya produk yang cukup memberikan profitability. Nah itu yang harus dijaga sih keseimbangannya,” jelasnya.
Meskipun demikian, Zurich Syariah hingga saat ini belum memiliki produk asuransi kesehatan kumpulan. Fokus utama perusahaan masih pada segmen mikro, yang dinilai lebih relevan dengan kebutuhan dan strategi bisnis yang sedang dijalankan.
“Tapi ya sayangnya saat ini Zurich Syariah belum punya, lebih ke mikro,” tutup Hilman.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat rasio klaim asuransi kesehatan mengalami penurunan pada 2024. Rasio klaim turun menjadi 71,2% dari sebelumnya 97,5% pada 2023.
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (KE PPDP) OJK, Ogi Prastomiyono, mengatakan bahwa penurunan tersebut disebabkan oleh penerapan manajemen risiko yang lebih baik oleh perusahaan asuransi. Salah satu langkah yang dilakukan adalah penyesuaian harga atau repricing pada tahun 2024.
“Hal ini sebagai efek dari manajemen risiko dari perusahaan asuransi yang banyak melakukan repricing pada tahun 2024, yang dengan bersamaan melakukan perbaikan tata kelola maupun penyesuaian fitur asuransi kesehatanyang banyak didominasi oleh asuransi kesehatanyang bersifat as charged,” kata Ogi dalam jawaban tertulis pada Kamis (13/3/2025).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel