Bank Indonesia Jabarkan Yield Keuntungan untuk Investor SRBI hingga SBN

Bisnis.com,19 Mar 2025, 19:49 WIB
Penulis: Annasa Rizki Kamalina
Karyawan berada di dekat logo Bank Indonesia di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia melaporkan aliran modal asing ke instrumen keuangan keuangan domestik seperti SBN dan SRBI membaik pada Maret 2025. Meski demikian untuk penempatan dana di saham justru mengalami arah kebalikan dengan terjadi arus keluar alias outflow.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Wajiyo mengungkapkan aliran modal asing ke instrumen Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah BI (SRBI) pada bulan ini hingga 17 Maret 2025), mencatat net inflowsmasing-masing senilai US$0,2 miliar dan US$0,1 miliar. 

“Sejalan imbal hasil yang menarik dan prospek perekonomian yang tetap baik,” ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (19/3/2025). 

Sementara itu, aliran modal ke saham selama Maret 2025 mencatat net outflows US$0,3 miliar sejalan dengan perkembangan di pasar saham regional.

Dengan perkembangan ini, investasi portofolio 2025 sejak awal tahun hingga 17 Maret 2025, mencatat net inflows US$0,8 miliar didorong inflows pada SBN dan SRBI. 

Pada saat yang sama, Perry menyampaikan pihaknya terus mengoptimalkan instrumen pro-market berupa SRBI, SVBI maupun SUVBI yang menjadi alat untuk stabilisasi nilai tukar. 

Hingga 17 Maret 2025, posisi terkini atau outstanding instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) senilai Rp892,4 triliun, Sekuritas Valas BI (SVBI) senilai US$2,3 miliar, dan Sukuk Valas BI (SUVBI) US$320 juta.   

“Kepemilikan asing dalam SRBI per 17 maret 2025 mencapai RP232,4 triliun atau 26,05% dari total outstanding,” jelas Perry. 

Sejalan dengan penurunan BI-Rate pada Januari 2025 dan operasi moneter yang ditempuh Bank Indonesia, penurunan suku bunga pasar uang (INDONIA) berlanjut sehingga menjadi 5,79% pada 18 Maret 2025 dari semula sebesar 6,03% pada awal Januari 2025.

Alhasi, suku bunga SRBI untuk tenor 6, 9, 12 per tanggal 18 Maret 2025 juga menurun, namun Perry menegaskan bahwa besarannya tetap tercaat menarik untuk mendukung aliran modasl asing. 

Untuk tenor 6 bulan, turun dari 7,16% ke 6,32%, untuk tenor 9 bulan turun dari 7,2% ke 6,37%, serta SRBI tenor 12 bulan turun dari 7,27% ke 6,4%. 

“Imbal hasil SBN tenor 2 tahun per 18 Maret 2025 juga tetap menarik meskipun menurun,” ujarnya.  

Tercatat imba hasil dari 6,96% menjadi 6,51%, sementara imbal hasil SBN tenor 10 tahun meningkat dari 6,98% menjadi 7,00%. 

Ke depan, Perry menyampaikan berbagai instrumen yang telah diterbitkan akan dioptimalkan guna terus memperkuat ketahanan eksternal ekonomi Indonesia dan meingkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini