Bisnis.com, JAKARTA— Di tengah penurunan industri reasuransi nasional, PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) mencatat kenaikan premi bruto pada 2024.
Premi bruto perusahaan mencapai Rp3,29 triliun per 31 Desember 2024 yang mana naik sebanyak 12,7% secara tahunan (year on year/YoY) dari sebelumnya Rp2,92 triliun per 31 Desember 2023.
Sementara itu, data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menunjukkan bahwa total premi industri reasuransi pada 2024 mencapai Rp21,55 triliun, mengalami koreksi sebesar 7,8% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp23,38 triliun.
Direktur Teknik Tugure R. Djoko Slamet Prasetiyo mengungkapkan bahwa salah satu faktor utama yang membuat Tugure tetap tumbuh di tengah tekanan industri adalah adanya keunikan bisnis yang tidak dimiliki oleh reasuransi lain.
“Seperti yang tadi saya sampaikan pada saat presentasi, ada keunikan Tugure yang reasuransi lain nggak punya. Yaitu kami dapat bisnis dari PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia [Tugu Insurance], yaitu Pertamina. Karena bagian dari salah satu pemegang saham. Jadi ada privilege dari Tugure bahwa kami mendapatkan beberapa strategis partner dari Pertamina via Tugu Pratama Indonesia yang mungkin tidak didapatkan oleh reasuransi lain,” kata Djoko ditemui dalam acara Media Gathering Tugure di Kantor Tugure pada Kamis (19/3/2025).
Dia menambahkan bahwa bisnis dari Pertamina memberikan kontribusi besar terhadap premi yang diperoleh Tugure. Selain itu, sektor lain seperti asuransi kredit dan properti juga mengalami pertumbuhan signifikan.
Djoko menjelaskan bahwa pada tahun sebelumnya, sektor asuransi kredit mengalami kenaikan pensesian, yang secara otomatis berdampak positif pada Tugure. Namun, dia menekankan bahwa seharusnya keuntungan dari akun ini juga dapat dinikmati oleh reasuransi lain, mengingat bisnis tersebut dibagi tidak hanya dengan Tugure.
Kepercayaan dari berbagai pihak juga turut meningkatkan posisi Tugure di industri. Perusahaan mendapatkan kesempatan menjadi salah satu panel reasuransi Garuda Indonesia, yang disebut Djoko sebagai privilege tersendiri bagi Tugure.
“Garuda Indonesia itu kan kayaknya reasueansi lokalnya juga mungkin Tugure aja kayaknya. Itu kami dapat dari Tugu Insurance,” ujarnya.
Lebih lanjut, Djoko optimistis bahwa pertumbuhan Tugure akan terus berlanjut hingga tahun-tahun mendatang. Djoko optimistis bahwa pertumbuhan Tugure akan terus berlanjut hingga 2025 dan 2026. Dia menjelaskan bahwa pada 2025, perusahaan mendapat kepercayaan untuk menjadi pemimpin (lead) di beberapa akun yang sebelumnya tidak mereka pimpin.
Selain itu, dalam pembaruan perjanjian reasuransi pada 1 Januari, Tugure berhasil menjadi lead di beberapa ceding. Djoko juga mengungkapkan bahwa ada beberapa perjanjian yang akan diperbarui pada 1 April dan 1 Mei, di mana Tugure kembali diminta untuk menjadi leader.
Djoko juga menegaskan bahwa Tugure tetap memenuhi semua persyaratan regulasi yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), termasuk terkait Risk-Based Capital (RBC), Risk-Based Indicator (RKI), dan ekuitas.
“Saat ini memang threshold yang ditetapkan oleh OJK kepada rehas, yaitu RBC, RKI, dan ekuitas, itu alhamdulillah kami memenuhi,” kata Djoko.
Lebih lanjut, Tugure menargetkan perolehan premi bruto tumbuh sebesar Rp 3,6 triliun pada 2025. Untuk mencapai pertumbuhan tersebut, Direktur Keuangan Tugure, Dradjat Irwansyah, menekankan pentingnya strategi keuangan yang kuat.
"Kami terus memperkuat fundamental keuangan dengan strategi investasi yang prudent dan percepatan penagihan piutang agar likuiditas tetap terjaga. Dengan total aset yang meningkat menjadi Rp 5,9 triliun dan ekuitas sebesar Rp1,5 triliun pada akhir 2024, kami berada pada posisi yang solid untuk menyongsong tahun 2025," kata Dradjat.
Selain itu inovasi dalam underwriting dan pengelolaan risiko akan menjadi kunci dalam strategi 2025. Di sisi regulasi, Tugure telah mempersiapkan pengembangan sistem untuk penerapan PSAK 117 dan PSAK 109 guna memastikan kepatuhan terhadap standar akuntansi terbaru serta menjaga transparansi dan stabilitas keuangan
Per 31 Desember 2024, premi bruto Tugure mencapai sebanyak Rp3,29 triliun. Angka tersebut meningkat 12,7% YoY dari sebelumnya Rp2,92 triliun per 31 Desember 2023. Laba bersih perusahaan juga mencapai sebanyak Rp106 miliar yang mana sebelumnya mengalami rugi sebanyak Rp35 miliar. Hasil investasi perusahaan mencapai sebanyak Rp156 miliar yang mana naik 6,12% YoY dari sebelumnya Rp147 miliar.
Ekuitas perusahaan mencapai sebanyak Rp1,52 triliun yang mana menguat 5,98% YoY dari sebelumnya Rp1,43 triliun. Di sisi lain, liabilitas yang ditanggung mencapai sebanyak Rp4,41 triliun yang mana turun 1,3% YoY dari sebelumnya Rp4,47 triliun. Total aset perusahaan mencapai sebanyak Rp5,94 triliun yang mana naik 0,45% YoY dari sebelumnya Rp5,91 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel